Selasa, 24 Agustus 2010

P4K ( PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI)

P4K ( PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI)

P4K dengan Stiker adalah merupakan suatu kegiatan yang di fasiliotasi oleh Bidan di desa dalam rangka peran aktiv suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk perencanaan penggunaan KB pasca persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir.

Adapun Tujuan khusus adanya program P4K adalah :
1. Terdatanya status ibu hamil dan terpasangnya stiker P4K disetiap rumah ibu hamil yang memuat informasi ttg : lokasi tempat tinggal ibu hamil, identitas ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan, pendamping persalinan, fasilitas tempat persalinan, calon donor darah, transportasi yg akan digunakan serta pembiayaan.
2. Adanya perencanaan persalinan
3. Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila terjadi komplikasi selama, hamil, bersalin maupun nifas.
4. Meningkatnya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non formal, dukun, klpk masyarakat, dalam perencanaan dan pencegahan komplikasi dengan stiker, KB pasca salin dengan perannya masing-masing

Manfaat :
1. Mempercepat berfungsinya desa siaga
2. Meningkatkan cakupan pelayanan ANC sesuai standart
3. Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil
4. Meningkatnya kemitraan bidan dan dukun
5. Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini
6. Meningkatnya peserta KB pasca salin
7. Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
8. Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu serta bayi

Komponen P4K dengan stiker :
Fasilitas aktiv oleh Bidan :
1. Pencatatan ibu hamil
2. Dasolin/ tabulin
3. Donor darah
4. Transport/ ambulan desa
5. Suami/ keluarga menemani ibu pada saat bersalin
6. IMD
7. Kunjungan nifas
8. Kunjungan rumah

Operasional P4K dengan stiker di tingkat Desa
a. Memanfaatkan pertemuan bulanan tingkat desa/ kelurahan
b. Mengaktifkan forum peduli KIA
c. Kontak dengan ibu hamil dan keluarga dalam pengisian stiker
d. Pemasangan stiker dirumah ibu hamil
e. Pendataan jumlah ibu hamil di wilayah desa
f. Pengelolaan donor darah dan sarana transportasi/ ambulan desa
g. Penggunaan, pengelolaan, dan pengawasan tabulin/ dasolin
h. Pembuatan dan penandatanganan amanat persalinan.

Bagaimana cara rekapitulasi pelaporan ????
a. Data yg didapat Bidan dari isian stiker dan data pendukung lainnya, dicatat di buku KIA utk disimpan dan dipelajari oleh ibu hamil sbg alat pantau kesehatan ibu selama hamil, bersalin dan nifas.
b. Puskesmas melakukan rekapitulasi dan analisis laporan dari seluruh bidan desa, laporan dari RB swasta serta pemantauan wilayah setempat tentang KIA (PWS-KIA) dan dilaporkan ke dinas kesehatan kab/ kota perbulan.
c. Dinkes kab/ kota melakukan rekapitulasi dan analisis laporan puskesmas dan yankes ibu dari RS pemerintah/ swasta di wilayahnya kemudian dilaporkan ke propinsi setiap bulan.
d. Dinkes propinsi melakukan rekapitulasi dan analisis laporan dari kab/ kota kemudian di laporkan ke tingkat pusat setiap 3 bulan.
e. Tingkat nasional melakukan rekapitulasi dan analisis laporan dari dinkes propinsi dan melakukan pemantauan berkala, fasilitasi, evaluasi P4K dengan stiker dalam rangka PP-AKI.

Pedoman P4K dengan stiker merupakan panduan teknis bagi tenaga kesehatan yang bertugas di desa/ puskesmas dalam mengantisipasi berbagai permasalahan yang terkait dengan angka kematian ibu dan bayi.

Bila dilihat secara mendasar kematian ibu dan bayi dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya sosio ekonomi, demografi dan geografi serta jangkauan pelayanan kepada masyarakat. Melalui kerjasama antara tenaga kesehatan dengan keluarga, tokoh masyarakat, termasuk dengan forum peduli KIA/ POKJA posyandu dan dengan mendekatkan fasilitas pelayanan kesehatan diharapkan permasalahan pelayanan kebidanan secara bertahap dapat di tanggulangi.

Dengan demikian permasalahan kesehatan ibu hamil dan bayi bukan hanya di titikberatkan kepada tenaga kesehatan saja, melainkan juga untuk partisipasi aktif keluarga dan masyarakat melalui kemitraan dan fasilitasi bidan dan forum peduli KIA/ Pokja posyandu yang berbasis masyarakat.

Referensi :
P4K Depkes RI dan USAID dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan AKB

Rabu, 30 Juni 2010

ASUHAN ANTENATAL


ASUHAN ANTENATAL


1.Asuhan Antenatal

Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. Untuk melakukan asuhan antenatal yang baik, petugas pelaksana asuhan harus memiliki kompetensi untuk mengenali perubahan homonal, anatomi dan fisiologi yang terkait dengan proses kehamilan.
Pemahaman perubahan fisiologis tersebut adalah modal untuk mengenali kondisi patologis kesehatan ibu dan bayi yang dikandungnya, termasuk melakukan rujukan optimal dan tepat waktu.

2.Tujuan Asuhan Antenatal

a. Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan
b. Mengupayakan kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya
c. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya
d. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan risiko tinggi
e. Memberikan edukasi untuk menjaga kualitas kehamilan
f. Menghindarkan masalah kesehatan yang dapat membahayakan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.

3.Pengamatan dan Pemeriksaan Antenatal

Agar dapat melakukan asuhan antenatal, petugas kesehatan harus mengetahui hal-hal berikut ini:

1.Perubahan Fisiologis Hormonal pada Kehamilan
2.Uji Hormonal Kehamilan
3.Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Kehamilan
a.Pembesaran disertai penipisan dinding uterus
b.Deteksi DJJ
c.Gerakan janin
d.Palpasi bagian-bagian tubuh
e.Ballottement

4. Jadwal kunjungan asuhan antenatal
5.Pemeriksaan Rutin dan Penelusuran Penyulit Selama Kehamilan
a.Pemeriksaan Umum (generalis)
b.Pemeriksaan Khusus (lokalis)
c.Pemeriksaan Abdomen
•Inpeksi
•Palpasi
•Auskultasi

dPemeriksaan Laboratorium
e.Pemeriksaan tambahan (Ultrasonografi, Rontgen, Genetika, dsb)

6.Pemantauan gejala dan tanda bahaya selama kehamilan
a.Perdarahan pada kehamilan muda dan lanjut
b.Hipertensi atau Kejang
c.Nyeri perut menjelang persalinan
d.Beberapa gejala dan tanda terkait dengan gangguan kehamilan adalah:
•Muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan
•Disuria
•Menggigil atau demam
•Ketuban Pecah Dini atau Sebelum Waktunya
•Uterus lebih besar/lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya

e.Gangguan Kesehatan dan Penyakit Berbahaya yang Menyertai Kehamilan
•Tuberkulosis Paru
•Malaria
•Hepatitis B
•Infeksi Menular Seksual (IMS)
•Dekompensatio Kordis
•HIV/AIDS (Prevention of Mother to Child Transmission-PMTCT)

7.Kunjungan Berkala Asuhan Antenatal
Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan antenatal secara berkala dan teratur. Lakukan pemeriksaan dan pencatatan kesehatan ibu hamil dari satu kunjungan ke kunjungan berikutnya, yaitu:
•Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil
•Hasil pemeriksaan setiap kunjungan
•Menilai Kesejahteraan Janin

8.Edukasi kesehatan bagi ibu hamil
Kunjungan antenatal memberi kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan esensial bagi ibu hamil dan keluarganya. Beberapa informasi penting tersebut adalah:
a.Nutrisi yang adekuat
Kalori
Protein
Kalsium
Zat besi
Asam folat
b.Perawatan payudara
c.Perawatan gigi
d.Kebersihan tubuh dan pakaian

IMUNISASI TT (TETANUS TOXOID) PADA IBU HAMIL


IMUNISASI TT (TETANUS TOXOID) PADA IBU HAMIL

1.Pengertian
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati, 2005).
Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan (Setiawan, 2006).
Ibu hamil adalah ibu yang mengandung mulai trimester I s/d trismester III (Dinkes Jateng, 2005).

2.Manfaat imunisasi TT ibu hamil
a. Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000). Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001).
b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2000)

Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum (Depkes, 2004).

3.Jumlah dan dosis pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil
Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali (BKKBN, 2005; Saifuddin dkk, 2001), dengan dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler/subkutan dalam (Depkes RI, 2000).

4.Umur kehamilan mendapat imunisasi TT
Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap (BKKBN, 2005). TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postif hamil dimana biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Depkes RI, 2000).

5.Jarak pemberian imunisasi TT1 dan TT2
Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu (Saifuddin dkk, 2001; Depkes RI, 2000).

6.Efek samping imunisasi TT
Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan (Depkes RI, 2000). TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT (Saifuddin dkk, 2001).
Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak perlukan tindakan/pengobatan (Depkes RI, 2000).

7.Tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi TT
a. Puskesmas
b. Puskesmas pembantu
c. Rumah sakit
d. Rumah bersalin
e. Polindes
f. Posyandu
g. Rumah sakit swasta
h. Dokter praktik, dan
i. Bidan praktik (Depkes RI, 2004).
Tempat-tempat pelayanan milik pemerintah imunisasi diberikan dengan gratis.

Pustaka:
BKKBN., 2005. Kartu Informasi KHIBA (Kelangsungan Hidup Ibu Bayi, dan Anak Balita).

Senin, 28 Juni 2010

Persiapan ibu Bersalin.... MENGEDAN...MENGEJAN Pada saat Melahirkan???? Penting jugA UNTUK DIPELAJARI...


Ayo belajar Mengedan?????


Karakteristik Ibu yang Mempengaruhi Lamanya Persalinan diantaranya adalah kecemasan ibu bersalin, paritas, usia serta pengetahuan ibu sendiri.


Kecemasan ibu bersalin. Sebagian besar calon ibu terutama yang pertama kali menghadapi persalinan akan merasa cemas sehingga menimbulkan ketegangan yang dapat menimbulkan gangguan pada kontraksi uterus dan hal ini dapat menganggu persalinan.

faktor psikologis yang dapat mempengaruhi proses persalinan adalah penerimaan ibu atas kehamilannya (kehamilan dikehendaki atau tidak), kemampuan untuk bekerjasama dengan pimpinan atau penolong persalinan dan adaptasi ibu bersalin terhadap nyeri persalinan.

pada setiap fase persalinan terdapat kebutuhan emosional yang muncul akibat kecemasan, ketakutan, kesepian, nyeri, ketegangan, dan kegembiraan.

Kala II dapat membuat ibu kelelahan yang disebabkan oleh penggunaan energi dalam jumlah besar oleh tubuh. Ditambah lagi jika persalinan ini adalah persalinan yang pertama, pasien tersebut mungkin mengalami kecemasan yang selanjutnya akan menimbulkan ketegangan, menghalangi relaksasi bagian tubuh lainnya.

Untuk Paritas. Pada kala II turunnya bagian terendah dari janin akan lebih cepat dan rata-rata dari kecepatan turunnya bagian terendah ini adalah 3-3,5 cm/jam pada nullipara dan 6-7 cm/jam pada multipara. Pada primipara proses persalinan kala II akan berlangsung lebih lama dibanding pada multipara, karena ibu belum berpengalaman melahirkan, otot-otot jalan lahir masih kaku dan belum dapat mengejan dengan baik. Sedangkan pada multipara proses persalinan pada kala II akan terjadi lebih cepat karena adanya pengalaman persalinan yang lalu dan disebabkan otot-otot jalan lahir yang lebih lemas.

Usia. dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman kehamilan dan persalinan adalah usia 20-30 tahun. Kematian wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal pada usia 20-29 tahun, kemudian meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun.

Pengetahuan. Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what” yang terjadi setelah orang yang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba yang sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga. Kurangnya pengetahuan mengenai cara meneran dapat mengakibatkan lama kala II persalinan


Komplikasi yang Terjadi pada Ibu dan Janin Apabila Ibu tidak Mampu Meneran dengan Benar

1) Bagi ibu

Persalinan lama atau persalinan kasep yang pada akhirnya dapat menimbulkan ruptur uteri imminen sampai pada ruptur uteri dan kematian karena perdarahan dan atau infeksi.

2) Bagi janin

Asfiksia sampai terjadi kematian janin.


Meneran

a. Posisi ibu saat meneran

1) Posisi duduk atau setengah duduk

Posisi ini nyaman bagi ibu dan ia bisa beristirahat dengan mudah diantara kontraksi jika merasa lelah. Keuntungan dari kedua posisi ini adalah memudahkan melahirkan kepala bayi.

2) Jongkok atau berdiri

Menurut JNPK-KR (2007), posisi ini dapat membantu mempercepat kemajuan kala II persalinan dan mengurangi rasa nyeri yang hebat.

3) Merangkak atau berbaring miring

Menurut JNPK-KR (2007), posisi ini lebih nyaman dan efektif bagi ibu untuk meneran. Kedua posisi tersebut mungkin baik jika ada masalah bagi bayi yang akan berputar ke posisi oksiput anterior. Merangkak merupakan posisi yang baik bagi ibu yang mengalami nyeri punggung saat persalinan. Berbaring miring ke kiri seringkali merupakan posisi yang baik bagi ibu karena jika ibu kelelahan ibu bisa beristirahat dengan mudah diantara kontraksi. Posisi ini juga bisa membantu mencegah laserasi perineum.


Sedangkan menurut Manuaba (2001), posisi ibu saat meneran adalah sebagai berikut :

1) Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman baginya, setiap posisi memilki keuntungannya masing-masing, misalnya posisi setengah duduk dapat membantu turunnya janin jika persalinan berjalan lambat.

2) Ibu dibimbing meneran selama his, anjurkan ibu untuk mengambil nafas, meneran tanpa diselingi bernafas, kemungkinan dapat menurunkan PH pada arteri umbilikalis yang dapat menyebabkan denyut jantung tidak normal dan nilai apgar rendah, minta ibu bernafas selagi kontraksi ketika kepala akan keluar. Hal ini juga menjaga agar perineum meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala serta mencegah robekan.

b. Cara meneran

1) Anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya selama kontraksi.

2) Jangan anjurkan untuk menahan nafas pada saat meneran.

3) Anjurkan ibu untuk berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi.

4) Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ibu mungkin merasa lebih mudah untuk meneran jika ia menarik lutut kearah dada dan menempelkan dagu ke dada.

5) Anjurkan ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran.

6) Jangan melakukan dorongan pada fundus untuk membantu kelahiran bayi.


Menurut JNPK-KR (2007), dorongan pada fundus meningkatkan resiko distosia bahu dan rupture uteri. Cegah setiap anggota keluarga yang mencoba melakukan dorongan pada fundus.

Untuk mengkoordinasikan semua kekuatan menjadi optimal saat his dan mengejan dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1) Parturien diminta untuk merangkul kedua pahanya, sehingga dapat menambah pembukaan pintu bawah panggul.

2) Badan ibu dilengkungkan sampai dagu menempel di dada, sehingga arah kekuatan menuju jalan lahir.

3) His dan mengejan dilakukan bersamaan sehingga kekuatannya optimal.

4) Saat mengejan ditarik sedalam mungkin dan dipertahankan denagn demikian diafragma abdominal membantu dorongan kearah jalan lahir.

5) Bila lelah dan his masih berlangsung, nafas dapat dikeluarkan dan selanjutnya ditarik kembali utnuk dipergunakan mengejan.


Menurut Sarwono (2005), ada 2 cara mengejan yaitu :

1) Wanita tersebut dalam letak berbaring merangkul kedua pahanya sampai batas siku, kepala sedikit diangkat sehingga dagu mendekati dadanya dan dapat melihat perutnya.

2) Sikap seperti diatas, tetapi badan dalam posisi miring kekiri atau kekanan tergantung pada letak punggung janin, hanya satu kaki dirangkul, yakni kaki yang berda diatas. Posisi yang menggulung ini memang fisiologis. Posisi ini baik dilakukan bila putaran paksi dalam belum sempurna.


Sedangkan pada teori yang lain Sarwono (2002), juga ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat mengejan, yaitu :

1) Mengejan hanya diperbolehkan sewaktu ada his dan pembukaan lengkap.

2) Pasien tidur terlentang, kedua kaki difleksikan, kedua tangan memegang kaki atau tepi tempat tidur sebelah atas, bila kondisi janin kurang baik, pasien mengejan dalam posisi miring.

3) Pada permulaan his, pasien disuruh menarik nafas dalam, tutup mulut, mengejan sekuat-kuatnya dan selama mungkin, bila his masih kuat menarik nafas pengejanan dapat diulang kembali. Bila his tidak ada, pasien istirahat, menunggu datangnya his berikutnya.


Pengetahuan ibu dapat mempengaruhi sikap atau perilaku ibu dalam menghadapi proses persalinan. Pengetahuan ibu tentang meneran memegang peranan yang sangat penting agar ibu yang mengalami persalinan dapat meneran dengan benar atau dengan kata lain apabila seseorang ibu mempunyai pengetahuan yang baik diharapkan dapat meneran dengan baik sehingga mempercepat proses persalinan.

Kamis, 27 Mei 2010

dulu di ANC kita kenal dengan istilah 7 T,kemudian jadi 8 T...skrg berubah lagi jadi 10 Langkah ANC.....

Ini adalah oleh2 ilmu Buat BIDAN smua..
yuk..kita belajar lagi teman............

Update teori ttg plyn ANC,yg dl ny 7 T,8 T skrg bukan T.
Tp d sebut 10 Langkah plyn ANC.
1.Timbang BB + ukur TB
2.Ukur tekanan darah
3.Nilai status gizi buruk
4.Ukur TFU
5.Tentukan presentasi janin dan DJj.
6.Skrining status imunisasi TT
7.Fe minimal 90 tablet slm hml
8. Test lab... (rutin dan khusus)
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara/konseling


Ok.. Smg BerMANFAAT..

Jumat, 14 Mei 2010

TANDA-TANDA BAHAYA Bayi Baru Lahir




TANDA-TANDA BAHAYA Bayi Baru Lahir


Mengapa penting mengetahui tanda bahaya pada bayi baru lahir ?
  • bayi baru lahir gampang sakit. kalau sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan bisa meninggal.
  • gejala sakit pada bayi baru lahir sulit dikenali.
  • dengan mengetahui tanda bahaya, bayi akan cepat mendapat pertolongan sehingga dapat mencegah kematian.
Bayi baru lahir banyak yang meninggal karena :
  • terlambat mengetahui tanda bahaya
  • terlambat memutuskan untuk membawa bayi berobat ke dokter/ bidan/perawat.
  • terlambat sampai tempat pengobatan.



Apa saja tanda bahaya pada Bayi Baru Lahir ?
  1. tidak mau menyusu/ memuntahkan semua yang diminum. ini tandanya bayi terkena infeksi berat.
  2. bayi kejang.
  3. bayi lemah, bergerak hanya jika dipegang. ini tandanya bayi sakit berat.
  4. sesak nafas (= 60x/mnt)
  5. bayi merintih. ini tandanya bayi sakit berat.
  6. pusar kemerahan sampai dinding perut. itu tandanya sdh mengalami infeksi.
  7. demam. lebih dari 37,5 C atau kurang dari 36,5 C
  8. mata bayi bernanah banyak. hati2.. ini bisa menyebabkan kebutaan.
  9. bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit dicubit akan lambat kembali.ini tandanya bayi kekurangan cairan yg berat dan bisa menyebabkan kematian.
  10. kulit bayi terlihat kuning. kuning pada bayi bahaya, jika muncul pada : hari pertama (<>
  11. BAB/tinja bayi berwarna pucat.

Rabu, 12 Mei 2010

ASI Terbaik Bagi Bayi


ASI
Air susu Ibu mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan.

KEUNTUNGAN MENYUSUI :
  1. ASI mengandung zat gizi yang lengkap dan seimbang.
  2. ASI mudah dicerna dan diserap oleh bayi
  3. ASI melindungi bayi dari penyakit
  4. Menyusui membantu membentuk jalinan kasih sayang ibu dan bayi
  5. Menyusui membantu menunda kehamilan
  6. Menyusui mempercepat pemulihan kesehatan ibu setelah melahirkan
  7. Menyusui menghemat biaya rumah tangga
  8. Menyusui praktis karena dapat diberikan kapan saja
IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
bayi yang baru dilahirkan, tidak perlu dimandikan. Segera dilekatkan di dada ibu untuk menyusu secara mandiri.

Keuntungan IMD :
  1. mencegah bayi kedinginan
  2. menstabilkan irama nafas, detak jantung bayi
  3. mempercepat keluarnya kolostrom
  4. memberikan kekebalan terhadap penyakit
  5. mengurangi resiko perdarahan ibu melahirkan
Kolostrom :
  • Asi yangkeluar selama beberapa hari pertama setelah melahirkan, yang berwarna kekuningan dan kental.
  • Mengandung zat kekebalan, vit A, faktor-faktor pertumbuhan dll.
  • kolostrom berguna melindungi bayi terhadap infeksi dan alergi, mencegah bayi kuning, mencegah sakit mata.
Cara menyusui yang benar :
  1. posisi ibu yang nyaman, duduk atau berbaring
  2. posisi menyusu : seluruh badan bayi tersangga dengan baik,badan bayi menghadap dan dekat ke dada ibunya
  3. perlekatan menyusu : dagu bayi menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah bayi membuka keluar.
  4. bayi menghisap scara efektif : bayi menghisap dalam, teratur diselingi istirahat, hanya terdengan suara menelan






ASI EKSKLUSIF

pemberian ASI saja pada bayi tanpa tambahan makanan dan minuman lain. contoh : susu formula/ kaleng, pisang, madu, teh.

PETUNJUK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
  • jangan memberikan makanan dan minuman apapun kepada bayi
  • menyusui sesuai kebutuhan bayi, minimal 8 kali dalam 24 jam
  • jika bayi telah ltidur selama 2-3 jam bangunkan bayi untuk disusui
  • jika ibu bekerja atau tidak berada di rumah, ibu memerah ASI dan minta orang lain untuk memberikan ASi perah dengan sendok atau cangkir

MeNjAgA bAyI TeTaP HaNgAt




Menjaga Bayi Tetap Hangat




Bayi Hangat ??????
suhu normal tubuh bayi baru lahir : 36,5 - 37,5 C

Mengapa kehangatan bayi perlu dijaga ?????
  • bayi lebih mudah mengalami perubahan suhu tubuh
  • pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna
  • tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas
  • bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakaiannya agar tidak kedinginan.

Panas tubuh bayi bisa hilang karena :
  • Memancar : panas tubuh bayi memancar ke lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin, misal : bayi baru lahir diletakkan diruangan yang dingin.
  • Menguap : cairan/ air ketuban yang membasahi kulit bayi menguap, misal : bayi baru lahir tidak langsung dikeringkan dari cairan ketuban.
  • Merambat : dari kulit bayi langsung merambat ke permukaan yang lebih dingin, misal : popok/ celana bayi basah tidak langsung diganti.
  • Mengalir : hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi, misal : Bayi diletakkan dekat pintu/ jendela terbuka
Cara mencegah kehilangan panas tubuh Bayi :
  • jangan memandikan bayi baru lahir sebelum 6 jam
  • tempatkan bayi di lingkungan yang hangat, jauhkan dari jendela dan pintu.
  • bayi harus tetap berpakaian dan diselimuti setiap saat, mengenakan topi dan memakai pakaian kering dan lembut.
  • ganti popok dan pakaian setiap kali basah.
  • jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin.
  • keringkan bayi dengan segera pada saat memandikan
  • menyusui segera setelah lahir.
Tanda-tanda penurunan suhu tubuh bayi :
  1. tanda awal : kedua kaki teraba dingin
  2. tanda lanjut :
  • seluruh tubuh teraba dingin
  • bayi tidak bergerak aktif/ bayi lemas
  • bayi tidak mau menyusu
  • bayi menangis lemah
cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi :
  • bayi tinggal di ruangan yang hangat dan jangan Ber AC
  • perawatan metode kangguru (PMK)
Perawatan Metode Kangguru
  • kontak kulit bayi dengan ibu dengan perawatan metode kanguru dapat mempertahankan suhu bayi dan mencegah bayi kedinginan.
  • gunakan tutup kepala karena 25% panas hilang pada bayi baru lahir melalui kepala.
  • keuntungan untuk bayi :
  1. bayi menjadi hangat
  2. bayi lebih sering menetek
  3. bayi banyak tidur
  4. bayi tidak rewel
  5. kenaikan berat badan bayi lebih cepat.
  • keuntungan untuk ibu :
  1. hubungan kasih sayang lebih erat
  2. ibu bisa bekerja sambil menggendong bayinya
PERAWATAN METODE KANGGURU :
  • Mendekap bayi agar kulit bayi bersentuhan langsung dengan pendekapnya.
  • posisi bayi telungkup dada ketemu dada diantara kedua payudara, kepala bayi menoleh ke satu sisi, mata bayi dapat saling kontak dengan ibu dan kaki bayi berposisi seperti kaki kodok.
  • metode kanguru bisa dilakukan dalam posisi ibu tidur dan istirahat.
  • metode kanguru ini dapat dilakukan pada ibu, bapak atau anggota keluarga yang dewasa lainnya.
  • metode kanguru bisa dilakukan sambil bekerja, juga untuk rujukan

Selasa, 11 Mei 2010

Perawatan Bayi Baru Lahir



Perawatan Bayi Baru Lahir





Tanda-tanda bayi baru lahir sehat :
  1. bayi lahir segera menangis
  2. bayi bergerak aktif
  3. warna kulit seluruh tubuh kemerahan
  4. bayi bisa menghisap ASI dengan kuat
  5. Berat lahir 2,5-4 kg
pemeriksaan kesehatan bayi baru lahir :
  1. periksakan bayi baru lahir 3 kali, pada hari ke 1, hari ke 3 dan minggu ke 2 setelah lahir.
  2. pemeriksaan bayi baru lahir bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin adanya kelainanpada bayi atau bayi sakit. risiko terbesar kematian bayi baru lahir terjadi pada 24 jam pertama kehidupannya.
  3. setelah bayi lahir, perlu diberikan :
  • ASI
  • salep mata antibiotik
  • suntikan Vit K1 untuk mencegah perdarahan.
  • imunisasi hepatitis B untuk mencegah penularan penyakit hepattis B.
Periksakan segera ke petugas kesehatan jika bayi malas menyusui,demam, kejang, bayi kuning, talipusat kemerahan atau muncul tanda sakit lainnya.

Perawatan Tali Pusat :
  1. selalu cucitangan dengan sabun sebelum dan sesudah memegang bayi
  2. jangan membubuhi apapun pada pangkal tali pusat.
  3. rawat tali pusat terbuka dan kering.
  4. bila tali pusat kotor atau basah, cuci dengan air bersih dan sabun mandi dan keringkan dengan kain bersih.
  5. bila tali pusat kemerahan, segera periksakan ke dokter/ bidan dan perawat.
Memandikan Bayi baru lahir :
  1. pada saat lahir, bayi tidak boleh segera dimandikan.
  2. bayi dimandikan paling cepat 6 jam setelah lahir.
  3. mandikan dengan air hangat, diruangan yang hangat.
  4. mandikan dengan cepat : bersihkan muka, leher dan ketiak dengan air dan sabun.
  5. keringkan seluruh tubuh dengan cepat.
  6. pakaikan baju, topi dan dibungkus dengan selimut
  7. bayi tidak boleh di bedong terlalu ketat. bahkan teori sekarang, bayi tidak di perbolehkan di bedong.
  8. jangan memandikan bayi jika demam atau pilek.
Selalu menjaga kebersihan bayi :
jika bayi kencing atau buang air besar, bersihkan dengan air, segera keringkan dan kenakan pakaian...


SELALU MENJAGA KEHANGATAN BUAT BAYI.....


Dipetik dari Direktorat Bina kesehatan anak Depkes RI