Selasa, 16 Desember 2008

Anda membutuhkan materi Kebidanan ???


Kirimkan materi yang ingin anda dapatkan, khususnya tentang kebidanan. InsyaAllah akan di bantu !


slmat bergabung di DUNIA MAYA....


assalamu'alaikum


kali ini aku menawarkan BUKU AJAR dijamin akan sangat membantu bagi yang masih jadi mahasiswa, maupun yang sudah menjadi seorang Dosen di Kebidanan.
ada 3 Buku ajar,
ASKEB 1 : 220 halaman Harga Rp. 160.000,- (belum termasuk ongkir )
ASKEB II : 250 halaman Harga Rp. 190.000,- (belum termasuk ongkir )
ASKEB III : 180 halaman Harga Rp. 140.000, - (belum termasuk ongkir)
sekarang lagi merampungkan ASKEB IV (mohon Doa)

jika ada yang berminat :

mohon inbox ya...
harga ongkir Rp. 50.000,-

nanti akan SEGERA saya kirimkan.paling cepat 3 hari maksimal 1 minggu setelah dana dikirimkan. terimaksih

wasalamu'alaikum


contoh Daftar Isi BUKU AJAR ASKEB 1 berisi 20 BAB
BAB I Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
BAB II Standart Pelayanan Kebidanan
BAB III ANatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita
BAB IV Poros Hormonal Sistem Reproduksi
BAB V Konsep dasar siklus menstruasi
BAB VI KOnsep dasar Kehamilan
BAB VII Deteksi Dini, Tanda bahaya dan Faktor resiko Kehamilan
BAB VIII Faktor yang mempengaruhi Kehamilan
BAB IX Perubahan Anatomi dan Fisiogis dalam masa kehamilan
BAB X Penyesuaian dan proses Psikologis menjadi seorang Ibu
BAB XI Antenatal Care
BAB XII Mengidentifikasi ketidaknyamanan kehamilan dan
kemungkinan komplikasi
BAB XIII Konseling Pra konsepsi
BAB XIV Pemeriksaan Fisik ( Palpasi Kehamilan )
BAB XV Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
BAB XVI Safe Motherhood
BAB XVII Deteksi Dini terhadap Komplikasi ibu dan Janin
BAB XVIII Dokumentasi Dokumentasi asuhan kebidanan
BAB XIX Senam Hamil
BAB XX Penutup
Penuntun Belajar Pemeriksaan Fisik pada Ibu Hamil
Laboratorium
PERMENKES 1464/ MENKES/ PER/X/ 2010

Jumat, 12 Desember 2008

MITOS-MiToS PeRaWaTaN BaYi


Mitos-Mitos Perawatan Bayi

Ada banyak mitos tentang perawatan bayi yang berkembang dan terus dipertahankan di masyarakat. Sebagian salah, tapi ada pula yang secara ilmiah benar. Mana yang Anda ikuti? Berikut ini penjelasan spesialis anak Dr. H. Adi Tagor, Sp.A, DPH dari RS Internasional Bintaro seputar beberapa mitos perawatan bayi.

1. Dipakaikan gurita agar tidak kembung. Mitos ini tak benar, karena organ dalam tubuh malah akan kekurangan ruangan. Dinding perut bayi masih lemah, volume organ-organ tubuhnya pun tak sesuai dengan rongga dada dan rongga perut yang ada, karena sampai 5 bulan dalam kandungan, organ-organ ini terus tumbuh, sementara tempatnya sangat terbatas. Jika bayi menggunakan gurita, maka ruangan untuk pertumbuhan organ-organ ini akan terhambat. “Kalau mau tetap memakaikan gurita, boleh saja. Asal ikatan bagian atas dilonggarkan, sehingga jantung dan paru-paru bisa berkembang,” saran Adi. Bila gurita digunakan agar pusar bayi tidak bodong, sebaiknya pakaikan hanya di sekitar pusar dan ikatannya longgar. Jangan sampai dada dan perut tercekik, sehingga jantung tidak bisa berkembang dengan baik gara-gara gurita yang terlalu kencang.

2. Tak boleh memotong kuku bayi sebelum usia 40 hari. Tentu ini tak tepat. Karena kalau tidak dipotong, kuku yang panjang itu bisa berisiko melukai wajah bayi. Bahkan, bisa melukai kornea mata. “Kalau sampai kena kornea mata, tak bisa disembuhkan lagi.” Larangan ini mungkin lebih disebabkan kekhawatiran akan melukai kulit jari tangan/kaki si bayi saat ibu mengguntingi kuku-kukunya. Sebaiknya gunting dengan gunting kuku khusus untuk bayi.

3. Pusar ditindih koin agar tidak bodong. Secara ilmiah memang ada betulnya. Koin itu hanya alat untuk menekan, karena jendela rongga perut ke pusar belum menutup sempurna, jadi menonjol (bodong). Kalau bodongnya besar, ya harus dioperasi, tapi kalau bodongnya kecil, bisa saja ditindih pakai koin, asal pusar bayi diberi kasa steril yang diganti setiap hari dan diikat ke belakang.

4. Tangan dan kaki bayi harus selalu ditutup dengan sarung tangan/kaki Boleh-boleh saja asal dipakaikan kala udara dingin atau untuk menghindari bayi terluka saat ditinggal. Di luar itu, sebaiknya bayi tak usah dipakaikan sarung. “Pemakaian sarung justru akan mengurangi perkembangan indera perasa bayi.”

5. Dibedong agar kaki tidak pengkor, Bedong bisa membuat peredaran darah bayi terganggu ln kerja jantung memompa darah menjadi sangat berat. Akibatnya, bayi sering sakit di sekitar paru-paru atau jalan napas. Selain itu, bedong juga bisa menghambat perkembangan motorik si bayi, karena tangan dan kakinya tak mendapatkan banyak kesempatan untuk bergerak.Sebaiknya bedong dilakukan hanya setelah bayi dimandikan atau kala cuaca dingin, untuk menjaganya dari udara dingin. Dipakainya pun longgar. Yang jelas, pemakaian bedong sama sekali tak ada kaitannya dengan pembentukan kaki. “Semua kaki bayi yang baru lahir memang bengkok. Soalnya, di dalam perut tak ada ruangan cukup bagi bayi untuk meluruskan kaki. Sehingga waktu lahir, kakinya pun masih bengkok,”

6. Sebelum berusia 40 hari, jangan memandikan bayi sore hari, Kalau memang tujuannya menjaga agar bayi tidak masuk angin sih, tidak masalah. Namun, sebaiknya bayi tetap dimandikan, sedikitnya 2 kali sehari. “Sejak dilahirkan pun sudah boleh dimandikan kok, tak perlu menunggu sampai 40 hari. Yang penting adalah waktunya. Kalau malam hari tentu tidak pas,” lanjut Adi. Biasanya pada bulan-bulan pertama bayi dimandikan pukul 09.00. Mandi sore tergantung suhu ruang.

7. Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari Mungkin yang tepat adalah jangan pergi ke tempat yang penuh orang (crowded). Banyak orang berarti banyak kuman penyakit. Kalau kepadatan pada suatu ruangan tinggi, maka penyakit pun tinggi. Misalnya ke mal atau membawa bayi ke perhelatan. Ingat, kekebalan bayi masih sangat rentan saat usianya di bawah 40 hari. Jadi, di bawah setahun, sebaiknya jangan membawa bayi ke mal, kecuali memang sangat penting dan hanya sebentar.

8. Bayi usia seminggu diberi makan pisang dicampur nasi agar tidak kelaparan, Salah, pasalnya usus bayi di usia ini belum punya enzim yang mampu mencerna karbohidrat dan serat-serat tumbuhan yang begitu tinggi. Akibatnya, bayi jadi sembelit, karena makanan padat pertama adalahpada usia 4 bulan, yakni bubur susu dan 6 bulan makanan padat kedua, bubur tim.

9. Hidung ditarik agar mancung. Ini jelas salah, karena tidak ada hubungannya menarik pucuk hidung dengan mancung-tidaknya hidung. Mancung-tidaknya hidung seseorang ditentukan oleh bentuk tulang hidung yang sifatnya bawaan. Jadi, meski setiap menit ditarik-tarik, kalau dari sananya tidak mancung, ya tak bakal mancung.

sumber: Kompas

HypnoBirthing, Teknik Melahirkan Minus Rasa Takut

HypnoBirthing, Teknik Melahirkan Minus Rasa Takut

HypnoBirthing®

Melahirkan dengan cara terapi hipnotis? Kenapa nggak? Konon melahirkan dengan teknik ini banyak memberi manfaat bagi calon ibu, antara lain rasa nyaman, berkurangnya rasa sakit (bahkan ada yang tidak merasakan sakit sama sekali) hingga rasa bahagia. Wah, jadi penasaran…

HypnoBirthing merupakan sebuah paradigma baru dalam pengajaran melahirkan secara alami. Teknik ini mudah dipelajari, melibatkan relaksasi yang mendalam, pola pernapasan lambat dan petunjuk cara melepaskan endorfin dari dalam tubuh (relaksan alami tubuh) yang memungkinkan calon ibu menikmati proses kelahiran yang aman, lembut, cepat dan tanpa proses pembedahan.

HypnoBirthing dicetuskan berdasarkan buku yang ditulis oleh pakar ginekologi Dr. Grantly Dick-Read, yang mempublikasikan buku Childbirth Without Fear pada 1944. Terapi HypnoBirthing selanjutnya dikembangkan oleh Marie Mongan, pendiri HypnoBirthing Institute.

Terapi ini mengajarkan para ibu untuk memahami dan melepaskan Fear-Tension-Pain Syndrome yang seringkali menjadi penyebab kesakitan dan ketidaknyamanan selama proses kelahiran.

Saat kita merasa takut, tubuh mengalihkan darah dan oksigen dari organ pertahanan non esensial menuju kelompok otot besar di wilayah kaki dan tangan. Akibatnya, area wajah ‘ditinggalkan’, makanya ada ungkapan “pucat karena ketakutan”. Dalam situasi yang menakutkan, tubuh mempertimbangkan bahwa uterus atau rahim dipandang sebagai organ ‘tidak penting’ .

Menurut Dr. Dick-Read, rahim pada perempuan yang ketakutan secara kasat mata memang tampak putih. Wah.

HypnoBirthing mengeksplorasi mitos bahwa memang rasa sakit adalah hal yang wajar dan dibutuhkan saat melahirkan normal. Saat perempuan yang melahirkan terbebas dari rasa takut, otot-otot di tubuhnya termasuk otot rahim akan mengalami relaksasi, yang akan membuahkan proses kelahiran yang lebih mudah dan bebas stres.

Dalam beberapa kasus, tahapan proses kelahiran juga menjadi lebih pendek, mengurangi kelelahan selama perjuangan melahirkan bayi dan ibu akan tetap segar, penuh energi setelah melahirkan.

“Bisa dikatakan HypnoBirthing membuat Anda melahirkan bebas dari rasa takut, tidak bebas dari rasa sakit, meskipun beberapa perempuan mengalami proses melahirkan tanpa rasa sakit sama sekali,” ujar Mongan. “Mengurangi ketakutan akan membuat tubuh ibu bekerja seperti yang seharusnya.”

Memelajari sevuah bahasa baru melahirkan merupakan kesatuan dalam pelatihan HypnoBirthing. Misalnya, ketimbang fokus pada kontraksi, seorang ibu yang mendalami HypnoBirthing mengalami sebuah ‘gelora’. Saat alam bawah sadar ibu menerima kata ‘gelora’, tubuhnya menciptakan jawaban fisiologis seketika, sebuah respon yang amat berbeda dari kata ‘kontraksi’.

Dengan memahami betapa efektifnya jawaban tubuh terhadap proses melahirkan yang lebih lembut, seorang ibu HypnoBirthing memiliki keahlian secara lisan dan visual mengenai kemampuan alaminya dalam mengikuti cara alami ideal melahirkan.

Secara cepat ibu akan belajar mempercayai insting melahirkan pada tubuhnya, bahwa tubuhnya diciptakan untuk bekerja dalam irama yang selaras saat mengeluarkan bayi ke dunia.

“Ada perbedaan besar antara HypnoBirthing dan kelas pendidikan melahirkan lainnya, dan ini bukanlah hanya potongan hipnotis. HypnoBirthing lebih menekankan melahirkan dengan cara positif, lembut, aman dan bagaimana mencapainya denganmudah,” ujar Mongan.

Pada 1958, the American Medical Association menyetujui terapi dengan menggunakan hipnotis, meski sejuah ini terapi hipnotis yang dipakai untuk memudahkan proses kelahiran bayi belum banyak diketahui publik.

sumber : hanyawanita.com

KeHaMiLaN ReSiKo TiNgGi (KRT)

KEHAMILAN RESIKO TINGGI


Bagi kebanyakan wanita, proses kehamilan dan persalinan adalah proses yang dilalui dengan kegembiraan dan suka cita. Tetapi 5-10% dari kehamilan termasuk kehamilan dengan resiko tinggi, wanita dengan kehamilan resiko tinggi, mereka harus mempersiapkan diri dengan lebih memperhatikan perawatan kesehatannya dalam menghadapi kehamilan dengan resiko tinggi ini.

Apa itu ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi?

Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil yang mempunyai resiko atau bahaya yang lebih besar pada kehamilan/persalinannnya dibandingkan dengan ibu hamil dengan kehamilan/persalinan normal.

Ibu hamil yang termasuk golongan kehamilan dengan resiko tinggi adalah ibu dengan:

1. Riwayat kehamilan dan persalinan yang sebelumnya kurang baik . (contoh: riwayat keguguran, perdarahan pasca kelahiran, lahir mati)

2. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm.

3. Ibu hamil yang kurus/berat badan kurang.

4. Usia ibu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

5. Sudah memiliki 4 anak atau lebih.

6. Jarak antara dua kehamilan kurang dari 2 tahun.

7. Ibu menderita anemia atau kurang darah.

8. Perdarahan pada kehamilan ini.

9. Tekanan darah yang meninggi dan sakit kepala hebat dan adanya bengkak pada tungkai.

10. Kelainan letak janin atau bentuk panggul ibu tidak normal.

11. Riwayat penyakit kronik seperti diabetes, darah tinggi,asma dll.


Bagaimana SOLUSI mengatasi kehamilan dengan resiko tinggi ?

Diagnosa Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi JANGANLAH diartikan dengan makna yang selalu negative.

Dengan perawatan yang baik, 90-95% ibu hamil yang termasuk kehamilan dengan resiko tinggi dapat melahirkan dengan selamat dan mendapatkan bayi yang sehat.
Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya, dan kenyataannya, banyak dari faktor resiko ini sudah dapat diketahui sejak sebelum konsepsi terjadi.
Jadi semakin dini masalah dideteksi, semakin baik untuk memberikan penanganan kesehatan bagi ibu hamil maupun bayi.

Juga harus diperhatikan bahwa pada beberapa kehamilan dapat mulai dengan normal, tetapi mendapatkan masalah kemudian. Oleh karenanya sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan ANC atau pemeriksaan kehamilan secara teratur, yang bermanfaat untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga bila terdapat permasalahan dapat diketahui secepatnya dan diatasi sedini mungkin. Juga hiduplah dengan cara yang sehat (hindari rokok, alcohol, dll),serta makan makanan yang bergizi sesuai kebutuhan anda selama kehamilan

4 terlalu dan 3 terlambat

Perlu kita ketahui dan sangat penting bagi seorang tenaga kesehatan khususnya Bidan tentang 4 Terlalu dan 3 Terlambat


Empat Terlalu.

faktor internal berasal dari si ibu itu sendiri. istilah ”empat terlalu” yang dapat mengakibatikan persalinan berisiko tinggi. Diantaranya terlalu muda (usia di bawah 16 tahun), terlalu tua (usia diatas 35 tahun), terlalu sering (eprbedaan usia antar anak sangat dekat) dan terlalu banyak (memiliki lebih dari empat orang anak).

Bukan hanya itu saja, penyakit yang diderita ibu pun turut mempengaruhi. Misalnya anemia, jantung, hipertensi, diabetes dan sebagainya. ”Orang sering mengabaikan faktor kekurangan darah atau anemia. Padahal, seorang wanita hamil berarti ia membagi darahnya dengan janin. Jadi, yang paling utama adalah mengonsumsi vitamin tambah darah. Banyak ibu-ibu yang merasa dirinya sehat-sehat saja, makannya juga kuat, tubuhnya gemuk. Akhirnya malas minum vitamin. Saya selalu bilang kepada pasien, kalau vitamin itu adalah tabungan hari depan, wanita mana yang melahirkantidak berdarah.

Adapun faktor lain yang menyebabkan persalinan berisiko tinggi adalah perdarahan, infeksi, keguguran (abortus), pre eklampsia dan eklampsia. ”Hingga kini yang cukup berbahaya adalah pre eklampsia atau keracunan sebelum hamil, si ibu tidak mengalami hipertensi. Tetapi setelah hamil, tekanan darahnya meningkat secara drastis. Jadi, risikonya amat tinggi. Apalagi hingga kini penyebabnya belum ditemukan.

Selain beberapa faktor diatas, pentingnya riwayat persalinan ibu sebelumnya. ”Misalnya seorang ibu pernah hamil dan mengalami keguguran berulang kali. Berarti kehamilah sekarang tidak bisa diharapkan maksimal kualitasnya. Atau proses persalinan sebelumnya sangat lama dan bayinya meninggal. Begitu pula jika proses persalinan yang dulu dilakukan dengan cara caesar, risikonya juga tinggi,”

Satu lagi faktor internal yang tak boleh dilupakan yaitu kondisi janin. ”Kelainan letak janin seperti sungsang atau melintang saja sudah merupakan suatu risiko. Apalagi jika ditemukan pertumbuhannya terhambat dan terjadi cacat bawaan,”

”Biasanya kasus-kasus seperti itu terjadi pada kehamilan yang tidak diinginkan. Tapi, bukan hanya terjadi pada anak umur belasan saja yang tidak siap atau tidak mengerti menjaga kehamilan. Justru hal ini dilakukan oleh ibu-ibu yang sudah terlalu banyak anak. Boleh dikatakan si ibu sudah capek dan bosan hamil. Jadi pasrah saja, sehingga perawatan dirinya juga kurang.”

itu penjelasan tentang 4 terlalu. sekarang apa itu Tiga terlambat ???????


Tiga Terlambat

faktor eksternal atau faktor di luar kondisi ibu, yaitu pendidikan, sosial ekonomi, kultur dan geografis. Ia menyebutkan dengan istilah “tiga terlambat.”

Pertama, terlambat mengetahui adanya kelainan atau penyakit pada ibu hamil. “Kebanyakan disebabkan oleh taraf pendidikan yang rendah.

Kedua, terlambat mengambil keputusan, yang akhirnya terlambat ke rumah sakit. Faktor keterlambatan ini dapat pula karena kondisi ekonomi dan letak geografis yang tidak strategis. ”Bagi orang-orang yang tinggal di tempat terpencil. Kemungkinan jarak ke Puskesmas atau Rumah Sakitnya perlu ditempuh dalam waktu lebih lama. Apalagi jika harus menyewa kapal misalnya. Selain tentunya butuh dana besar untuk biaya persalainan,”

Ketiga, terlambat mengirim dan menangani. ”Karena sudah terlambat sampai di tempta rujukan, kondisi ibu sudah makin melemah. Ditambah lagi bila sesampainya disana, fasilitasnya kurang lengkap atau tenaga medisnya kurang. Akhirnya benar-benar terlambat ditangani

Senin, 01 Desember 2008

IKTERUS NEONATORUM


Apa sich ikterus itu ??? si kuning yang merepotkan. si kuning yang membahayakan


Definisi Ikterus Neonatorum
Ikterus sendiri sebenarnya adalah perubahan warna kuning akibat deposisi bilirubin berlebihan pada jaringan; misalkan yang tersering terlihat adalah pada kulit dan konjungtiva mata.
Sedangkan definisi ikterus neonatorum adalah keadaan ikterus yang terjadi pada bayi baru lahir dengan keadaan meningginya kadar bilirubun di dalam jaringan ekstravaskuler sehingga kulit, konjungtiva, mukosa dan alat tubuh lainnya berwarna kuning.
Ikterus juga disebut sebagai keadaan hiperbilirubinemia (kadar bilirubin dalam darah lebih dari 12 mg/dl). Keadaan hiperbilirubinemia merupakan salah satu kegawatan pada BBL karena bilirubin bersifat toksik pada semua jaringan terutama otak yang menyebabkan penyakit kern icterus (ensefalopati bilirubin) yang pada akhirnya dapat mengganggu tumbuh kembang bayi.

Jenis-jenis Ikterus Neonatorum
Ikterus neonatorum sendiri ada 2 jenis yang berbeda tanda, penyebab dan penanganannya. Ke-2 jenis tersebut adalah :


1. Ikterus Neonatorum Fisiologis
Adalah keadaan hiperbilirubin karena faktor fisiologis yang merupakan gejala normal dan sering dialami bayi baru lahir.
Ikterus ini terjadi atau timbul pada hari ke-2 atau ke-3 dan tampak jelas pada hari ke-5 sampai dengan ke-6 dan akan menghilang pada hari ke-7 atau ke-10. kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan tidak lebih daro 12 mg/dl dan pada BBLR tidak lebih dari 10 mg/dl, dan akan menghilang pada hari ke-14. Bayi tampak biasa, minum baik dan berat badan naik biasa.
Penyebab ikterus neonatorum fisiologis diantaranya adalah organ hati yang belum “matang” dalam memproses bilirubin, kurang protein Y dan Z dan enzim glukoronyl tranferase yang belum cukup jumlahnya. Meskipun merupakan gejala fisiologis, orang tua bayi harus tetap waspada karena keadaan fisiologis ini sewaktu-waktu bisa berubah menjadi patologis terutama pada keadaan ikterus yang disebabkan oleh karena penyakit atau infeksi.

2. Ikterus Neonatorum Patologis
Adalah keadaan hiperbilirubin karena faktor penyakit atau infeksi. Ikterus neonatorum patologis ini ditandai dengan :
a. Ikterus timbul dalam 24 jam pertama kehidupan; serum bilirubin total lebih dari 12 mg/dl.
b. Peningkatan kadar bilirubin 5 mg/dl atau lebih dalam 24 jam.
c. Konsentrasi bilirubin serum melebihi 10 mg% pada bayi kurang bulan (BBLR) dan 12,5 mg% pada bayi cukup bulan.
d. Ikterus yang disertai proses hemolisis.
e. Bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl, atau kenaikan bilirubin serum 1 mg/dl/jam atau lebih 5 mg/dl/hari.
f. Ikterus menetap sesudah bayi berumur 10 hari (cukup bulan) dan lebih dari 14 hari pada BBLR.

Dibawah ini adalah beberapa keadaan yang menimbulkan ikterus patologis :
a. Penyakit hemolitik, isoantibodi karena ketidakcocokan golongan darah ibu dan anak seperti Rhesus antagonis, ABO dan sebagainya.
b. Kelainan dalam sel darah merah seperti pada defisiensi G-6-PD, thalasemia dan lain-lain.
c. Hemolisis : hematoma, polisitemia, perdarahan karena trauma lahir.
d. Infeksi : septikemia, meningitis, infeksi saluran kemih, penyakit karena toxoplasmosis, sifilis, rubella, hepatitis dan lain-lain.
e. Kelainan metabolik : hipoglikemia, galaktosemia.
f. Obat-obatan yang menggantikan ikatan bilirubin dengan albumin seperti : solfonamida, salisilat, sodium benzoat, gentamisin dsb.
g. Pirau enterohepatik yang meninggi: obstruksi usus letak tinggi, penyakit Hirschprung, mekoneum ileus dan lain-lain.

Adaptasi Bayi Baru Lahir


Pengertian Bayi Baru Lahir Normal


Bayi adalah individu baru yang lahir di dunia. Dalam keadaannya yang terbatas, maka individu baru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain.

Pengertian Bayi Baru Lahir Normal.
Janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mampu hidup di luar kandungan.

Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal
a. Usia 36-42 minggu.
b. Berat badan lahir 2500-4000 gr.
c. Dapat bernafas dengan teratur dan normal.
d. Organ fisik lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.

Adaptasi Fisik Bayi Baru Lahir Normal
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.
Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.
Perubahan Sistem Pernafasan.

Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :
a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis (Varney, 551-552)
Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan syaraf pusat menimbulkan pernafasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.

Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
a. mengeluarkan cairan dalam paru-paru.
b. Mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali.

Perubahan Dalam Sistem Peredaran Darah.
Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan mengantarkannya ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
b. Penutupan ductus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.

Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara mengurangi dan meningkatkan resistensinya hingga mengubah aliran darah.

Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :
a. Pada saat tali pusat dipotong.
Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan. Kedua hal ini membantu darah dengan kandungan O2 sedikit mengalir ke paru-paru untuk oksigenasi ulang.

b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. O2 pada pernafasan pertama menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru-paru.
Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan dan penurunan tekanan atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup.
Dengan pernafasan, kadar O2 dalam darah akan meningkat,mengakibatkan ductus arteriosus berkontriksi dan menutup. Vena umbilikus, ductus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.

Sistem pengaturan Suhu, Metabolisme Glukosa, gastrointestinal dan Kekebalan Tubuh.
a. Pengaturan Suhu
Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit sehingga mendinginkan darah bayi. Pembentukan suhu tanpa menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.
Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin.


b. Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada BBL, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam). BBL yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen dalam hal ini terjadi bila bayi mempunyai persediaan glikogen cukup yang disimpan dalam hati.


c. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk pada saat lahir. Sedangkan sebelum lahir bayi sudah mulai menghisap dan menelan. Kemampuan menelan dan mencerna makanan (selain susu) terbatas pada bayi.
Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang berakibat gumoh. Kapasitas lambung juga terbatas, kurang dari 30 cc dan bertambah secara lambat sesuai pertumbuhan janin.


d. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imunitas BBL belum matang sehingga rentan terhadap infeksi. Kekebalan alami yang dimiliki bayi diantaranya :
1) Perlindungan oleh kulit membran mukosa.
2) Fungsi jaringan saluran nafas.
3) Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus.
4) Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu membunuh organisme asing.

Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir


Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir

Pengkajian Pertama Pada Bayi Baru Lahir
Pengkajian ini dilakukan di kamar bersalin setelah bayi lahir dan setelah dilakukan pembersihan jalan nafas/resusitasi, pembersihan badan bayi, dan perawatan tali pusat. Bayi ditempatkan di atas tempat tidur yang hangat. Maksud pemeriksaan ini adalah untuk mengenal/menemukan kelainan yang perlu mendapatkan tindakan segera dan kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan kelahiran, misalnya; bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes melitus, eklamsia berat dan lain-lain, biasanya akan mengakibatkan kelainan bawaan pada bayi. Oleh karena itu, pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir ini harus segera dilakukan. Hal ini ditujukan untuk menetapkan keadaan bayi dan untuk menetapkan apakah seorang bayi dapat dirawat gabung atau di tempat khusus. Dengan pemeriksaan pertama ini juga bisa menentukan pemeriksaan dan terapi selanjutnya.

Tujuan Pengkajian Fisik Pada Bayi Baru Lahir
Untuk mendeteksi kelainan-kelainan.
Pemeriksaan awal pada bayi baru lahir harus dilakukan sesegera mungkin sesudah persalinan untuk mendeteksi kelainan-kelainan dan menegakkan diagnosa untuk persalinan yang beresiko tinggi. Pemeriksaan hatrus difokuskan pada anomali kegenital dan masalah-masalah patofisiologi yang dapat mengganggu adaptasi kardiopulmonal dan metabolik normal pada kehidupan extra uteri. Pemeriksaan dilakukan lebih rinci dan dilakukan dalam 24 jam setelah bayi lahir.
Untuk mendeteksi segera kelainan dan dapat menjelaskan pada keluarga.
Apabila ditemukan kelainan pada bayi maka petugas harus dapat menjelaskan kepada keluarga, karena apabila keluarga menemukannya kemudian hari, akan menimbulkan dampak yang tidak baik dan menganggap dokter atau petugas tidak bisa mendeteksi kelainan pada bayinya.

Langkah-Langkah Dalam Melakukan Pengkajian Fisik Pada Bayi Baru Lahir
- Pertama, seorang petugas mengkaji keadaan umum bayi; melihat cacat bawaan yang jelas tampak seperti hidrosefal, mikrosefali, anensefali, keadaan gizi dan maturitas, aktivitas tangis, warna kulit, kulit kering/mengelupas, vernik caseosa, kelainan kulit karena fravina lahir, toksikum, tanda-tanda metonium, dan sikap bayi tidur.
- Langkah kedua, pertugas melakukan pemerikasaan pada kulit. Ketidakstabilan vasomotor dan kelambatan sirkulasi perifer ditampakan oleh warna merah tua atau biru keunguan pada bayi yang menangis. Yang warnanya sangat gelap bila penutupan gloris mendahului tangisan yang kuat dan oleh sianosis yang tidak berbahaya.
- Pada pemeriksaan kepala bisa dilihat; besar, bentuk, molding, sutura tertutup/melebar, kaput suksedanium, hematoma – sefaldan karnio tabes.
- Pada pemeriksaan telinga dapat mengetahui kelainan daun/bentuk telinga.
- Pada pemeriksaan mata yang bisa dinilai perdarahan sukonjugtiva, mata yang menonjol, katarak, dan lain-lain.
- Mulut dapat menilai apakah bayi; labioskisis, labioynatopalatoskisis, tooth-buds, dan lain-lain.
- Leher; hematoma, duktis tirolusus, higromakoli.
- Dada; bentuk, pembesaran buah dada, pernafasan retraksi interkostal, sifoid, merintih, pernafasan cuping hidung, bunyi paru.
- Jantung; pulsasi, frekuensi bunyi jantung, kelainan bunyi jantung.
- Abdomen; membuncit, (pembesaran hati, limpa, tumor, asites), skafoid (kemungkinan bayi mengalami hernia diafragmatika atau atresia esofagis tanpa fistula), tali pusat berdarah, jumlah pembuluh darah tali pusat, warna dan besar tali pusat, hernia di pusat atau di selangkang.
- Alat kelamin; tanda-tanda hematoma karena letak sungsang, testis belum turun, fisnosis, adanya perdarahan/lendir dari vagina, besar dan bentuk klitoris dan labia minora, atresia ani.
- Tulang punggung; spina bifida, pilonidal sinus dan dumple.
- Anggota gerak; fokomeria, sindaktili, polidaktili, fraktor, paralisis talipes dan lain-lain.
- Keadaan neuramuskular; refleks moro, refleks genggam, refleks rootingdan sebagainya: tonus otot, tremor.
- Pemeriksaan lain-lain; mekonium harus keluar dalam 24 jam sesudah lahir, bila tidak harus waspada terhadap atrersia ani/obstruksi usus. Urine harus ada juga pada 24 jam. Bila tidak ada harus diperhatikan kemungkinan obstruksi saluran kencing.

Kepala Janin Dan Ukuran-Ukurannya.
Bagian yang paling keras dan besar dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan. Kepala juga sering mengalami cedera, sehingga dapat membahayakan hidup.
Tengkorak bayi mungkin bertumpangan (molded) terutama bila bayi adalah anak pertama dan kepala telah berfiksasi beberapa waktu. Tulang parietal cenderung menumpangi tulang oksipital dan frontal. Garis sutura dan ukuran serta tekanan kontanela anterior dan posterior harus ditentukan secara digital.

Kepala janin terdiri dari:
a. Bagian muka
- Tulang hidung (os nasake)
- Tulang pipi (oszygomaticum) ada dua buah.
- Tulang rahang atas (os maxilare)
- Tulang rahang bawah (os mandibularis)

b. Bagian tengkorak
Bagian ini yang terpenting pada persalinan karena biasanya bagian tengkoraklah yang paling depan.
Yang membentuk bagian tengkorak adalah:
- Tulang dahi (os frontale) 2 buah.
- Tulang ubun-ubun (os parletal) 2 buah.
- Tulang pelipis (os temporale) 2 buah.
- Tulang belakang kepala (os occipidale) 1 buah.
Yang penting dalam persalinan yaitu 7 tulang tersebut di atas. Diantara tulang-tulang tersebut terdapat sela tengkorak yang disebut sutura, yang mana ini membantu dalam persalinan.

Kalau kepala anak tertekan pada waktu kepala bergeser/bergerak di bawah kedua tulang ubun-ubun, ini salah satu tanda untuk mengenal tulang belakang kepala pada pemeriksan dalam.
Sutura dan ubun-ubun penting diketahui untuk menetukan presentasi/bagian terendah dari kepala anak dalam jalan lahir.

Macam-macam sutura yang kita kenal:
1. Sutura Sagitalis (sela panah) antara kedua ossa parletalis.
2. Sutura Coronaria (sela mahkota) antara os frontale dan os parletal.
3. Sutura Lambdoldea antara os occipitale dan kedua ossa parletal.
4. Sutura Frontalis antara os frontale kiri kanan.

Ubun-ubun besar (fonticulus mayor) merupakan lubang dalam tulang tengkorak yang berbentuk segi empat dan hanya tertutup oleh selaput. Ubun-ubun besar terdapat pasa pertemuan antara 4 sutura
1. Sutura Sagitalis 1.
2. Sutura Coronaria 2.
3. Sutura Frontale 1.

Bentuknya:
sudut depan yang runcing menunjukan bagian muka anak.
Susut belakang adalah tumpul.

Ubun-ubun kecil (frontikulus minor)
Ubun-ubun kecil terdiri dari 3 sutura:
- Sutura Lambdoldea 2 buah.
- Sutura Sagitalis 1 buah.
Tulang ubun-ubun ini baru akan tertutup nanti pada anak usia 1,5 – 2 tahun.

Ukuran-ukuran kepala bayi
a. Ukuran muka belakang
1. Diameter sub occipitalus-bregmatica dari foramen magnum ke ubun-ubun besar à 29,5 cm.
2. Diameter sub occipito frontalis: (dari foramen magnum ke pangkal hidung) à 11 cm.
3. Diameter fronto occipitalis (dar pangkal hidung ke titik yang terjadi pada belakang kepala. à 12 cm.
4. Diameter mento occipitalis (dari dagu ke titik yang terjauh pada belakang kepala). à 13,5 bertugas.
5. Diameter sub mento bragmatika (dari bawah dagu ke ubun-ubun besar) à 9 cm.

b. Ukuran lingkaran
1. Circumferentia sub occiput bregmatika. (lingkaran kecil kepala) à 31 cm.
2. Circumferentia fronto occipitalis (lingkaran sedang kepala) à 34 cm.
3. Circumferentia mento occipitalis (lingkaran besar kepala). à 35 cm.

Sabtu, 29 November 2008

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)


MENGENAL BAYI BERAT LAHIR RENDAH


Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 24 jam setelah lahir.

Penyebab BBLR sangat kompleks dan belum diketahui secara pasti. Bayi yang tidak mendapatkan gizi yang cukup selama dalam kandungan atau yang lahir sebelum waktunya kemungkinan berat lahirnya rendah.

BBLR dapat disebabkan oleh kehamilan kurang bulan (prematur). Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum umur kehamilan 37 minggu. Bayi prematur belum siap hidup di luar kandungan dan mendapatkan kesulitan untuk mulai bernapas, menghisap, melawan infeksi dan menjaga tubuhnya agar tetap hangat.

Bayi Kecil Masa kehamilan (KMK) adalah bayi yang tidak tumbuh dengan baik di dalam kandungan selama kehamilan. Bayi KMK cukup bulan kebanyakan mampu bernapas dan menghisap dengan baik. Sedangkan bayi KMK kurang bulan kadang kemampuan bernapas dan menghisapnya lemah.


Faktor-faktor yang berhubungan dengan BBLR:

Karena penyebab BBLR tidak hanya satu, sulit untuk dilakukan pencegahan. Kita dapat menurunkan prevalensi BBLR di masyarakat dengan upaya mendorong semua perawatan kesehatan remaja putri dan mengusahakan semua ibu hamil mendapatkan perawatan antenatal yang komprehensif.

Tabel 1

Faktor yang berhubungan dengan BBLR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR
TINDAKAN
Ibu hamil pada umur:
· Kurang dari 20 tahun atau lebih 35 tahun.
· Jarak kehamilan kurang dari 3 tahun.
· Menyarankan agar ibu hamil dan melahirkan antara umur 20 - 35 tahun.
· Konseling pada pada suami istri untuk mengusahakan agar jarak kelahiran sekitar 3 tahun.
· Mendorong penggunaan metode kontrasepsi yang modern untuk menjarangkan kehamilan.

Ibu dengan keadaan:
· Mempunyai BBLR sebelumnya
· Mengerjakan pekerjaan fisik beberapa jam tanpa istirahat
· Sangat miskin
· Beratnya kurang dan kurang gizi

Meningkatkan kepedulian masyarakat agar proses kehamilan menjadi lebih aman. Ibu harus:
- Cukup makan dengan jenis-jenis makanan yang bergizi.
- Cukup istirahat bila bekerja keras.
- Memperoleh pelayanan antenatal yang komprehensif dan baik.
- Memiliki akses ke tempat pelayanan kesehatan untuk menemukan dan mendapatkan

penanganan masalah-masalah umum sebelum kehamilan.
· Membantu ibu agar terpenuhi kebutuhan mereka selama kehamilan
Ibu hamil dengan masalah-masalah seperti:
· Anemia berat.
· Pre eklampsia atau hipertensi
· Infeksi selama kehamilan (infeksi kandung kemih dan ginjal), hepatitis, IMS, HIV/AIDS, malaria).
· Kehamilan ganda.
Mengajari ibu dan keluarga untuk:
- Mengenali tanda-tanda bahaya selama
kehamilan
- Mendapatkan pengobatan terhadap
masalah-masalah selama kehamilan

Bayi dengan:
· Kelainan kongenital atau kelainan genetik.
· Infeksi selama dalam kandungan.
Selama kehamilan mengajari ibu dan keluarga untuk:
· Tidak meminum obat yang tidak dianjurkan oleh tenaga kesehatan.
· Mengenali tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan bayi baru lahir.
· Mendapatkan pengobatan terhadap masalah-masalah yang ada.

Masalah-masalah yang dimiliki BBLR:

BBLR lebih mudah meninggal atau mengalami masalah kesehatan yang serius. Ukuran berat bayi menggambarkan risikonya, jadi semakin kecil berat bayi semakin besar risikonya.

Tabel 2. Masalah – masalah BBLR

MASALAH-MASALAH BBLR
· Asfiksia …………….
· Gangguan napas …………………
· Suhu tubuh rendah karena hanya sedikitnya lemak tubuh dan sistem pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir belum matang. Metode kanguru dengan “kontak kulit dengan kulit” membantu BBLR tetap hangat
· Kadar gula darah yang rendah karena hanya sedikitnya simpanan energi pada bayi baru lahir dengan BLR.
BBLR ini membutuhkan ASI sesegera mungkin setelah lahir dan minum sangat sering (setiap 2 jam) pada minggu pertama
· Masalah pemberian ASI karena ukuran tubuh BBLR kecil, kurang energi, lemah, lambungnya kecil dan tidak dapat mengisap.
BBLR sering mendapatkan ASI dengan bantuan. BBLR membutuhkan pemberian ASIdalam jumlah yang lebih sedikit tapi sering.
· Infeksi karena sistem kekebalan tubuh BBLR belum matang.
Keluarga dan tenaga kesehatan yang merawat BBLR harus melakukan tindakan pencegahan infeksi dan mencuci tangan dengan baik.
· Ikterik (kadar bilirubin yang tinggi) karena fungsi hati belum matang.
BBLR menjadi kuning lebih awal dan lebih lama dari pada bayi yang cukup bulan. Jika ditemukan kuning pada 24 jam pertama, atau setelah 2 minggu, atau tampak kuning yang meluas dari kepala ke badan, atau bayi kuning dengan tanda bahaya lainnya, rujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
Ibu harus meneteki BBLR yang ikterik lebih sering (paling sedikit 2 jam sekali) untuk menolong bayi mengeluarkan bilirubin melalui urine.
· Masalah perdarahan berhubungan dengan belum matangnya sistem pembekuan darah saat lahir.
Beri vitamin K1injeksi intra muscular dengan dosis tunggal 1 mg di paha kiri .


Gambaran Klinis BBLR:

Karena beratnya kurang dari 2500 gram, bayi baru lahir dengan berat lahir rendah, kurus dan lemak di bawah kulitnya sangat sedikit.

Tanda-tanda Bayi Prematur
- Kulit tipis dan mengkilap
- Tulang rawan telinga sangat lunak
- Lanugo banyak terutama pada punggung
- Jaringan payudara belum terlihat, puting berupa titik
- Pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora
- Pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum turun
- Kadang disertai dengan Pernapasan tidak teratur
Aktifitas dan tangisanya lemah
Menghisap dan menelan tidak efektif

Tanda-tanda Bayi KMK
- Umur janin umumnya cukup tetapi beratnya kurang dari 2500 gram
- Gerakannya cukup aktif, tangis cukup kuat
- Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis
- Mengisap cukup kuat
Umur bayi dalam kandungan tidak selamanya diketahui. Semakin muda umur bayi dalam kandungan atau semakin kecil bayi maka risiko mengalami masalah semakin besar.

TATALAKSANA BAYI BERAT LAHIR RENDAH PADA SAAT LAHIR

Tanyakan tanggal perkiraan kelahiran atau umur kehamilan

Berat badan bayi saat lahirLakukan pemeriksaan fisik lengkap

Tentukan bayi adalah :BBLR yang boleh dirawat oleh bidan, adalah BBLR dengan berat di atas 2000 gram, tanpa masalah/komplikasi.

Untuk semua bayi baru lahir:
· Keringkan dan stimulasi
· Jaga bayi baru lahir tetap hangat
· Periksa pernapasan bayi dan warnanya
· Lakukan resusitasi jika diperlukan
· Lakukan kontak kilit dengan kulit bayi dan ibu sesegera mungkin
· Mulai pemberian ASI sesegera mungkin ( atau perah ASI (kolostrum) dan berikan dengan cangkir sesegera mungkin)

Untuk semua bayi dengan berat 2000 – 2499 gram:

· Jaga bayi tetap hangat:
o Jaga bayi selalu “kontak kulit dengan kulit” dengan ibunya
o Tutupi ibu dan bayi keduanya dengan selimut atau kain yang hangat.
o Tutup kepala bayi dengan kain atau topi.
o JANGAN memandikan bayi selama 3 hari atau sampai suhu tubuh stabil.
· Mendorong ibu meneteki (atau memerah kolostrum dan memberikan dengan cangkir) sesegera mungkin.

Periksa pernapasan, kehangatan, warna dan minum ASI (menghisap) setiap 30-60 menit selama 6 jam.Beri bayi baru lahir dosis tunggal vitamin K 1 mg IM. Ajari ibu dan keluarga menjaga bayi tetap hangat dengan selalu melakukan “kontak kulit dengan kulit”.
· Jika suhu aksila turun dibawah 360C (96.80F): Hangatkan bayi dengan menghangatkan ruangan, pakai sumber panas, dan tutupi bayi dan ibu keduanya dengan selimut atau kain yang lebih HANGAT.
· Sarankan ibu dan keluarga selalu mencuci tangan sebelum memegang BBLR.

Jika masalah bertambah: Jika BBLR membiru, atau memiliki gangguan pernapasan, stimulasi dan rujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi menggunakan Pedoman Rujukan (Tabel 2.13 di Bab 2) Jika bayi tidak menghisap dengan baik, perah dan beri ASI dengan menggunakan cangkir dan segera rujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.

PEMANTAUAN
Kunjungi bayi tiap minggu dan periksa masalah-masalah yang ada, dan berat badannya untuk memastikan ada penambahan berat badan


ASUHAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH SEHAT

BBL dengan BBLR sering mempunyai masalah selama minggu-minggu pertama kehidupannya. Kunjungi bayi setiap minggu sampai berat badan bayi 2500 gram. Gunakan langkah-langkah pemecahan masalah sebagai pedoman untuk memberikan perawatan selama kunjungan:

BBLR:PERAWATAN MINGGUAN
Bagan Pemecahan Masalah
RIWAYAT
TANYAKAN IBU:
· Apakah bayi menghisap dengan baik?
· Berapa sering bayi diteteki?
· Berapa kali bayi kencing dalam 1 hari?
· Apakah bayi kelihatan sangat mengantuk? Apakah sulit untuk membangunkannya?
· Seperti apakah BABnya? Dan berapa sering BAB nya?
· Apakah ditemukan pada bayi hal-hal yang membuat ibu cemas?

Lihat catatan kelahiran bayi untuk melihat berat lahir dan apakah ada masalah saat lahir
PEMERIKSAN
· Pemeriksaan:
· Perhatikan bayi menetek
· Timbang bayi jika memungkinkan
Setelah satu minggu pertama (saat berat badan berkurang) BBL harus naik berat badannya secara teratur (sekitar 25-30 gram sehari setelah berumur 10 hari)

· Lihat bayi:
o Warna kulit, adanya rash atau pustul
Ikterik tampak lebih awal dan lebih lama pada BBLR.
Rujuk bayi jika ditemukan ikterik pada 24 jam pertama atau setelah 2 minggu, atau jika tangan dan kaki kuning. Atau jika ada ikterik dengan tanda-tanda bahaya lainnya.
o Bernapas:
o Mata bernanah
o Mulut, lidah, mukosa dengan bercak putih
o Tali pusat (kemerahan, berbau busuk atau berair)
· Raba suhu tubuh atau periksa suhu aksila. Normal 36-370C

MASALAH/KEBUTUHAN
· Tentukan apakah berat badan bayi bertambah
· Tentukan apakah bayi mempunyai masalah
· Perhatikan apakah kebutuhan bayi terpenuhi.
Kehangatan, pencegahan infeksi, ASI, keamanan, kasih sayang dan tidur.

RENCANA PERAWATAN
Jika BBL dengan berat lahir rendah memiliki tanda-tanda bahaya (masalah pemberian ASI atau tidak dapat menghisap, letargi, gangguan bernapas, kejang, demam, teraba dingin, perdarahan tali pusat, ikterik berat, muntah yang terus-menerus dengan perut yang kembung/tegang, atau infeksi berat tali pusat, mata atau kulit):
· Rujuk bayi segera ke fasilitas kesehatan yang lebih mampudalam merawat BBLR.
· Ikuti Pedoman Rujukan
Ingat:(Cantumkan dalam surat rujukan informasi tentang obat yang diberikan (obat apa, dosis dan waktu pemberian).

Jika BBLR tumbuh dengan baik dan tidak ada tanda bahaya:
· Periksa apakah perlu imunisasi
· Buat rencana perawatan untuk beberapa masalah yang tidak dikehendaki (antisipasi terhadap masalah potensial yang mungkin timbul)

· Lanjutkan pemberian saran kepada ibu tentang bagaimana merawat bayi:
o Jaga bayi tetap hangat dengan “kontak kulit dengan kulit”
o Lindungi bayi dari infeksi (cuci tangan, hindari orang yang sakit)
o Berikan ASI eksklusif dan menurut keinginan bayi
o Bicara dengan bayi dan buat bayi nyaman
o Tunjukkan kasih sayang kepada bayi
o Jaga bayi tetap aman
o Perhatikan tanda-tanda bahaya saat memeriksa
· Ingatkan ibu apa yang harus dilakukan jika memeriksa adanya tanda bahaya
· Rencana untuk kunjunagn selanjutnya yang diperlukan untuk pemantauan selanjutnya:
o Imunisasi: pakai jadwal yang sama dengan bayi dengan berat badan normal
o Sarankan ibu menggunakan kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan selanjutnya

PEMANTAUAN/ FOLLOW-UP
· Kunjungi BBLR setiap minggu untuk memeriksa pertumbuhannya dan untuk menemukan permasalahan sampai beratnya 2500 gram
· Saat berat bayi mencapai 2500 gram mulailah dengan berangsur-angsur mengurangi lamanya “kontak kulit dengan kulit”

TANDA BAHAYA PADA BAYI BARU LAHIR

Segera rujuk BBLR yang memiliki tanda-tanda bahaya berikut ini.
Ø Masalah pemberian ASi atau tidak dapat menghisap
Ø Letargi
Ø Gangguan pernapasan
Ø Kejang
Ø Teraba dingin atau panas
Ø Perdarahan tali pusat
Ø Ikterik berat
Ø Muntah terus-menerus dengan perut kembung
Ø Infeksi berat tali pusat, mata atau kulit

Asuhan BBLR sehat yang harus diberikan:

· METODE KANGURU
BBLR membutuhkan bantuan dan waktu untuk penyesuaian kehidupan di luar rahim. Mereka juga memerlukan bantun untuk tetap hangat dan mendapatkan ASI yang cukup untuk tumbuh. Satu cara untuk menolong bayi mendapatkan kebutuhan ini adalah manjaga bayi tetap kontak kulit dengan kulit ibunya. Metode kanguru adalah cara untuk BBLR mendapatkan kebutuhan khusus mereka.

Metode Kanguru memiliki 3 bagian:
Kontak kulit dengan kulit antara bagian depan tubuh bayi dengan dada ibu:
Kontak kulit dengan kulit dimulai saat setelah lahir dan berlanjut siang dan malam.Bayi hanya memakai topi atau kain untuk menjaga kepala tetap hangat dan bayi menggunakan popok yang dilapisi plastik.keluarga lain, ayah

ASI eksklusif:
Bayi menetek segera setelah lahir dan sering. Kain yang membungkus disekeliling ibu dan bayi dilonggarkan utnuk meneteki. Berikan informasi untuk membantu ibu bagaimana meneteki bayi.

Memberikan dukungan terhadap ibu dan bayi:
Walaupun kebutuhan ibu atau bayi terpenuhi dengan tidak memisahkan mereka. Ibu membutuhkan banyak dukungan dari suami dan keluarga yang lain untuk menjaga kontak yang terus-menerus ini. Di fasilitas kesehatan petugas akan membantu. Di rumah keluarga akan membantu.

BAGAIMANA METODE KANGURU MEMBANTU BAYI DAN IBU?
BAYI
· Pernapasan bayi baru lahir menjadi teratur dan stabil
· Suhu bayi baru lahir meningkat dan stabil pada suhu normal
· Kekebalan bayi baru lahir meningkat
· Infeksi berkurang
· BBL meneteki dengan baik dan berat badan meningkat dengan cepat
IBU
· Ibu menjadi lebih dekat dengan bayinya secara emosional
· Ibu menjadi merasa mampu merawat bayinya yang rapuh

Menolong ibu menjaga bayi tetap hangat dengan kontak kulit dengan kulit
Mulai kontak kulit dengan kulit segera mungkin setelah lahirkan. Jika bayi bernapas dengan baik dan tidak memerlukan resusitasi atau tindakan pengobatan, mulai kontak kulit dengan kulit segera.

TIPS UNTUK MENOLONG IBU DAN KELUARGA MENJAGA BBLR TETAP HANGAT DENGAN KONTAK KULIT DENGAN KULIT

BAGAIMANA MENYELIMUTI/MEMBUNGKUS BAYI DAN IBU:

· Letakkan bayi diantara payudara ibu dengan kaki bayi ibu di bawah payudara ibu dan tangan bayi di atasnya:
· Ibu dan bayi harus melekat pada dada dengan dada (chest-to-chest) dengan kepala bayi menoleh pada satu sisi.
· Gunakan kain panjang untuk membungklus dengan nyaman ibu dan bayi bersama.
o Letakkan bagian tengah dari kain menutupi bayi di dada ibu.
o Bungkus dengan kedua ujung kain mengelilingi ibu di bawah lengannya ke punggung ibu.
o Silangkan ujung kain dibelakang ibu, bawa kembali ujung kain ke depan.
o Ikat ujung kain untuk mengunci di bawah bayi.
· Topang kepala bayi dengan menarik pembungkus ke atas hanya sampai telinga bayi.

NASIHATI IBU dan keluarga UNTUK:
· Tidur dengan bagian atas tubuh meninggi (sekitar 30 derajat) untuk menjaga posisi kepala bayi di atas.
· Meneteki bayi sesuai permintaan bayi minimal tiap 2 jam
· Gunakan kontak kulit dengan kulit terus-menerus
· Anggota keluarga dapat melakukan kontak kulit dengan kulit pada waktu yang singkat ketika ibu mandi atau harus melakukan hal lain.
· Lakukan konatk kulit dengan kulit sampai berat bayi minimal 2500 gram


MENETEKI BBLR
· ASI adalah makanan sempurna untuk semua bayi
· Teristimewa sempurna untuk BBLR
· Semua BBLR membutuhkan ASI lebih sering
· ASI eksklusif dan tidak dibatasi adalah bagian penting dari Metode Kanguru
· Dengan bayi yang sangat dekat dengan ibunya, bayi akan mencium bau ASI dan dapat mulai meghisap ketika lapar.
· BBLR berisiko untuk tidak mendapatkan cukup makanan. Mereka memiliki sedikit lemak dan cadangan gizi lainnya di tubuh mereka.
· BBLR memiliki lambung yang kecil dan tidak dapat minum dalam jumlah banyak. Mereka mudah lelah.
· BBLR memerlukan makanan yang cukup untuk pulih dari saat lahir dan untuk tumbuh, tetapi mereka tidak punya cukup energi untuk menghisap lama-lama.
· BBLR membutuhkan perawatan minimal tiap 2 jam.
· Bila BBLR tumbuh, mereka mampu untuk minum lebih banyak dan tidak perlu menetek sesering sebelumnya.

TIPS UNTUK MENOLONG IBU MENETEKI BBLR
· Cari tempat yang tenang untuk meneteki
BBLR dapat memiliki system saraf yang belum matang. Suara, cahaya dan aktivitas dapat mengganggu bayi menghisap.
· Perah beberapa teetas ASI di putting payudara untuk membantu bayi mulai menghisap.
· Berikan bayi istirahat sejenak selama saat meneteki.
Menetek adalah pekerjaan berat bagi BBLR.
· Jika bayi batuk, cegukan atau menelan ludah saat memulai menetek, air susu jangan terlalu deras untuk bayi yang kecil.
o Ajari ibu untuk 1) menjauhkan bayi dari payudara jika itu terjadi, 2) peluk bayi membelakangi dada sampai bayi dapat bernapas dengan baik kembali, dan, 3) letakkan kembali bayi ke dada setelah ASI ditelan
· Jika BBLR tidak memiliki cukup energi untuk menghisap lama atau memiliki refleks menghisap yang cukup kuat:
o Ajari ibu untuk memerah ASI
o Ajari ibu untuk menyuapi bayinya dengan ASI yang diperah dengan menggunakan cangkir.

Pencegahan infeksi
Infeksi adalah salah satu penyebab utama kematian bayi baru lahir. Infeksi dapat dicegah dan diobati. Penting untuk diingat bahwa infeksi local yang kecil dapat meluas dan berbahaya.

Sepsis neonatorum
Sepsis neonatorum adalah infeksi sistemik pada masa neonatal.

Pencegahan sepsis neonatorum
- Upaya pencegahan infeksi selama persalinan dan setelah lahir.
- Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
- Ajari ibu dan keluarganya untuk melakukan pencegahan infeksi terutama dengan cuci tangan
- Obati ibu dengan infeksi selama hamil
- Obat ibu dengan antibiotika selama persalinan apabila ada tanda-tanda infeksi
- Obati bayi baru lahir dengan antibiotika setelah lahir bila ibunya panas selama persalinan
- Berikan ASI eksklusif
- Hindari bayi kontak dengan orang yang sakit, isolasi bayi yang sakit
- Ajari ibu dan keluarga untuk menghinadarkan bayi dari orang yang sakit


TUGAS UNTUK TENAGA KESEHATAN:
BBLR
1. Berikan pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat untuk mencegah BBLR:
a. Melahirkan anak antara umur 20-35 tahun
b. Jarak kelahiran anak 3-5 tahun
c. Mendorong pemakaian metode kontrasepsi modern untuk menunda dan menjarangkan kelahiran anak.
d. Membuat masyarakat peduli kebutuhan wanita untuk sehat dan aman selama hamil dan bersalin.
e. Membantu wanita mendapatkan kebutuhannya untuk sehat selama kehamilan.
f. Wanita tidak boleh meminum obat atau mendapatkan tindakan selama kehamilan tanpa saran dari tenaga kesehatan.
g. Ajari wanita untuk mengetahui kelainan selama kehamilan.
h. Ajari wanita pentingnya penanganan masalah yang terjadi selama kehamilan.

2. Mengenali dan merawat BBLR.

3. Memberikan konseling dan saran kepda ibu dan keluarga merawat BBLR:
a. Bagaimana menjada BBLR tetap hangat.
b. Meneteki BBLR.

4. Merujuk BBLR yang sakit atau BBLSR

Jumat, 28 November 2008

All About PRE EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

PRE-EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA


Preeklampsia atau keracunan kehamilan memang penyakit yang hanya terjadi saat hamil. “Penyakit ini tak terjadi pada wanita yang tidak hamil.Sebetulnya istilah preeklampsia, dalam dunia kedokteran saat ini, sudah tak digunakan lagi. Sebagai gantinya, para dokter menyebutnya gestosis. Artinya, penyakit yang hanya terjadi saat kehamilan.

Ibu hamil mana pun dapat mengalami preeklampsia. Tapi,umumnya ada beberapa ibu hamil yang lebih berisiko, yaitu ibu hamil untuk pertama kali, ibu dengan kehamilan bayi kembar, ibu yang menderita diabetes, memiliki hipertensi sebelum hamil, ibu yang memiliki masalah dengan ginjal, dan hamil pertama di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun. Ibu yang pernah mengalami preeklampsia pada kehamilan sebelumnya akan ada kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya. Adakalanya juga tidak.

Sayangnya penyebab preeklampsia sampai saat ini masih merupakan misteri. “Tak bisa diketahui dengan pasti, walaupun penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian maju.

Yang jelas, preeklampsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil, di samping infeksi dan perdarahan.


Waspada Terhadap Pre-eklampsia!
Pre-eklampsia merupakan gejala awal dari eklampsia, yaitu keracunan dalam kehamilan. Pre-eklampsia sering muncul di trimester ketiga kehamilan. Biasanya? gangguan tersebut kerap terjadi pada usia kehamilan 20 minggu dan pada wanita yang mengandung anak pertama

Pre-eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada mola hidatidosa.

Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu daripada tanda-tanda lain. Untuk menegakkan diagnosis pre-eklampsia, kenaikan tekanan sistolik harus 30 mmHg atau lebih di atas tekanan yang biasanya ditemukan, atau mencapai 140 mmHg atau lebih. Kenaikan tekanan diastolik sebenarnya lebih dapat dipercaya. Apabila tekanan diastolik naik dengan 15 mmHg atau lebih, atau menjadi 90 mmHg atau lebih, maka diagnosis hipertensi dapat dibuat. Penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat.

Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Kenaikan berat badan ½ kg setiap minggu dalam kehamilan masih dapat dianggap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, hal ini perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya pre-eklampsia.

Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam air kencing yang melebihi 0,3 g/liter dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan 1 atau 2 + atau 1 g/liter atau lebih dalam air kencing yang dikeluarkan dengan kateter atau midstream yang diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam. Biasanya proteinuria taimbul lebih lambat daripada hipertensi dan kenaikan berat badan; karena itu harus dianggap sebagai tanda yang cukup serius.

Pre-eklampsia dibagi dalam golongan ringan dan berat.

Preeklampsia ringan

1. Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mm Hg ddengan interval pemeriksaan 6 jam.
2. Tekanan darah diastole 90 atau kenaikan 15 mm Hg dengan interval periksaan jam.
3. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam satu minggu.
4. proteinuera 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitas plus 1 sampi 2 urin kateter atau urin aliran pertengahan.

Tabel 24-1. Gejala dan tanda pre-eklampsia berat

1. Tekanan darah Sistolik > 160 mmHg

2. Tekanan darah diastolik > 110 mmHg

3. Peningkatan kadar enzim hati atau/dan iketus

4. Trombosit <>3

5. Oliguria <>

6. Proteinuria > 3 g/liter

7. Nyeri epigastrium

8. Skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat

9. Perdarahan retina

10. Edema pulmonum

11. Koma

Penyebab pasti preeklampsia belum diketahui. Tetapi, beberapa hal yang diduga berperan terhadap timbulnya preeklampsia adalah :

  • Kurangnya aliran darah ke uterus
  • Kerusakan pembuluh darah
  • Ganggguan sistim imun
  • Kurang gizi

Preeklampsia adalah gangguan kehamilan berupa peninggian tekanan darah dan ditemukannya protein di dalam urine (proteinuria) setelah minggu ke-20 kehamilan.

Selain hipertensi dan proteinuria, beberapa gejala yang dapat menyertai preeklampsia antara lain :

  • Sakit kepala hebat
  • Gangguan penglihatan
  • Nyeri perut bagian atas
  • Mual atau muntah
  • Pusing
  • Air kencing kurang
  • Peningkatan berat badan mendadak

Patologi

Pre-eklampsia ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu. Oleh karena itu, sebagian besar pemeriksaan anatomi-patologik berasal dari penderita eklampsia yang meninggal. Pada penyelidikan akhir-akhir ini dengan biopsi hati dan ginjal ternyata banyak berbeda daripada yang ditemukan pada eklampsia. Perlu dikemukakan di sini bahwa tidak ada perubahan histopatologik yang khas pada pre-eklampsia dan eklampsia. Perdarahan, infark, nekrosis, dan trombosis pembuluh darah kecil pada penyakit ini dapat ditemukan dalam berbagai alat tubuh. Perubahan tersebut mungkin sekali disebabkan oleh vasospasmus arteriola. Penimbunan fibrin dalam pembuluh darah merupakan faktor penting juga dalam patogenesis kelainan-kelainan tersebut.

Perubahan anatomi-patologik

Plasenta. Pada pre-eklampsia terdapat spasmus arteriola spiralis desidua dengan akibat menurunnya aliran darah ke plasenta. Perubahan plasenta normal sebagai akibat tuanya kehamilan, seperti menipisnya sinsitium, menebalnya dinding pembuluh darah dalam villi karena fibrosis, dan konversi mesoderm menjadi jaringan fibrotik, dipercepat prosesnya pada pre-eklampsia dan hipertensi. Pada pre-eklampsia yang jelas ialah atrofi sinsitium, sedangkan pada hipertensi menahun terdapat terutama perubahan pada pembuluh darah dan stroma. Arteria spiralis mengalami konstriksi dan penyempitan, akibat aterosis akut disertai necrotizing anteriopathy.

Ginjal. Alat ini besarnya normal atau dapat membengkak. Pada simpai ginjal dan pada pemotongan mungkin ditemukan perdarahan-perdarahan kecil.

Penyelidikan biopsi pada ginjal oleh Altchek dan kawan-kawan (1968) menunjukkan pada pre-eklampsia bahwa kelainan berupa: 1) kelainan glomerulus; 2) hiperplasia sel-sel jukstaglomeruler; 3) kelainan pada tubulus-tubulus Henle; 4) spasmus pembuluh darah ke glomerulus.

Glomerulus tampak sedikit membengkak dengan perubahan-perubahan sebagai berikut: a) sel-sel diantara kapiler bertambah; b) tampak dengan mikroskop biasa bahwa membrana basalis dinding kapiler glomerulus seolah-olah terbelah, tetapi ternyata keadaan tersebut dengan mikroskop elektron disebabkan oleh bertambahnya matriks mesangial; c) sel-sel kapiler membengkak dan lumen menyempit atau tidak ada; d) penimbunan zat protein berupa serabut ditemukan dalam kapsel Bowman.

Sel-sel jukstaglomeruler tampak membesar dan bertambah dengan pembengkakan sitoplasma sel dan bervakuolisasi.

Epitel tubulus-tubulus Henle berdeskuamasi hebat; tampak jelas fragmen inti sel terpecah-pecah. Pembengkakan sitoplasma dan vakuolisasi nyata sekali. Pada tempat lain tampak regenerasi.

Perubahan-perubahan tersebutlah tampaknya yang menyebabkan proteinuria dan mungkin sekali ada hubungannya dengan retensi garam dan air. Sesudah persalinan berakhir, sebagian besara perubahan yang digambarkan menghilang, hanya kadang-kadang ditemukan sisa-sisa penambahan matriks mesangial.

Hati. Alat ini besarnya normal, pada permukaan dan pembelahan tampak tempat-tempat perdarahan yang tidak teratur.

Pada pemeriksaan mikroskopik dapat ditemukan perdarahan dan nekrosis pada tepi lobulus, disertai trombosis pada pembuluh darah kecil, terutama di sekitar vena porta. Walaupun umumnya lokasi ialah periportal, namun perubahan tersebut dapat ditemukan di tempat-tempat lain. Dalam pada itu, rupanya tidak ada hubungan langsung antara berat penyakit dan luas perubahan pada hati.

Otak. Pada penyakit yang belum lanjut hanya ditemukan edema dan anemia pada korteks serebri; pada keadaan lanjut dapat ditemukan perdarahan.

Retina. Kelainan yanag sering ditemukan pada retina ialah spasmus pada arteriola-arteriola, terutama yang dekat pada diskus optikus. Vena tampak lekuk pada persimpangan dengan arteriola. Dapat terlihat edema pada diskus optikus dan retina.

Ablasio retina juga dapat terjadi, tetapi komplikasi ini prognosisnya baik, karena retina akan melekat lagi beberapa minggu postpartum. Perdarahan dan eksudat jarang ditemukan pada pre-eklampsia; biasanya kelainan tersebut menunjukkan adanya hipertensi menahun.

Paru-paru. Paru-paru menunjukkan berbagai tingkat edema dan perubahan karena bronkopneumonia sebagai akibat aspirasi. Kadang-kadang ditemukan abses paru-paru.

Jantung. Pada sebagian besar penderita yang mati karena eklampsia jantung biasanya mengalami perubahan degeneratif pada miokardium. Sering ditemukan degenerasi lemak dan cloudy swelling serta nekrosis dan perdarahan. Sheehan (1958) menggambarkan perdarahan subendokardial di sebelah kiri septum interventrikulare pada kira-kira dua pertiga penderita eklampsia yang meninggal dalam 2 hari pertama setelah timbulnya penyakit.

Kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal dapat menunjukkan kelainan berupa perdarahan dan nekrosis dalam berbagai tingkat.


Beberapa terapi yang dapat dilakukan pada preeklampsia :

Istirahat baring

Jika kehamilan masih muda dan preeklampsia masih ringan, biasanya dianjurkan istirahat baring untuk menurunkan tekanan darah dan meningkatkan aliran darah ke plasenta. Selain itu dilakukan pemeriksaan tekanan darah, kadar protein urine, dan keadaan bayi secara teratur.

Jika preeklampsia berat, istirahat baring sebaiknya dilakukan di rumah sakit. Biasanya diperlukan pemeriksaan teratur untuk menentukan keadaan ibu dan bayi. Pemeriksaan lain adalah ultrosonografi untuk menentukan volume cairan amnion.

Obatan-obatan

Obat-obatan biasanya diberikan untuk menurunkan tekanan darah sampai tiba masa melahirkan. Jika preeklampsia berat atau terjadi sindrom HELLP, maka diberikan kortikosteroid. Kortikosteroid dapat memperbaiki fungsi hati dan trombosit. Selain itu, berguna untuk mematangkan paru-paru janin.

Melahirkan

Jika preeklampsia terjadi minggu-minggu terakhir kehamilan, untuk mengatasinya dapat dilakukan percepatan kelahiran. Untuk mempercepat kelahiran dapat dilakukan induksi kehamilan dengan obat-obatan, atau operasi sesar (C-section). Selama proses kelahiran, ibu dapat diberikan magnesium sulfat intravena.

Setelah melahirkan, tekanan darah ibu diharapkan normal dalam beberapa hari atau minggu.

Tabel 24-2. Uji diagnostik pre-eklampsia

1. Uji diagnostik dasar

1.1. Pengukuran tekanan darah

1.2. Analisis protein dalam urin

1.3. Pemeriksaan edema

1.4. Pengukuran atinggi fundus uteri

1.5. Pemeriksaan funduskopik

2. Uji laboratorium dasar

2.1. Evaluasi hematologik (hematokrit, jumlah trombosit, morfologi eritrosit pada sediaan apus darah tepi).

2.2. Pemeriksaan fungsi hati ( bilirubin, protein serum, aspartat aminotransferase, dan sebagainya)

2.3. Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin).

3. Uji untuk meramalkan hipertensi

3.1. Roll-over test

3.2. Pemberian infus angiotensin II


Pencegahan

Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-tanda dini pre-eklampsia, dan dalam hal itu harus dilakukan penanganan semestinya. Kita perlu lebih waspada akan timbulnya pre-eklampsia dengan adanya faktor-faktor predisposisi seperti yang telah diuraikan di atas. Walaupun timbulnya pre-eklampsia tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan pemberian penerapan secukupnya dan pelaksanaan pengawasan yang baik pada wanita hamil.

Penerangan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi, dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi protein, dan rendah lemak, karbohidrat, garam dan penambahan berat badan yang tidak berlebihan perlu dianjurkan.

Mengenal secara dini pre-eklampsia dan segera merawat penderita tanpa memberikan diuretika dan obat antihipertensif, memang merupakan kemajuan yanga penting dari pemeriksaan antenatal yang baik.

Penanganan

Pengobatan hanya dapat dilakukan secara simtomatis karena etiologi pre-eklampsia, dan faktor-faktor apa dalam kehamilan yang menyebabkannya, belum diketahui. Tujuan utama penanganan ialah (1) mencegah terjadinya pre-eklampsia berat dan eklampsia; (2) melahirkan janin hidup; (3) melahirkan janin dengan trauma sekecil-kecilnya.

Pada dasarnya penanganan pre-eklampsia terdiri atas pengobatan madik dan penanganan obstetrik. Penanganan obstetrik ditujukan untuk melahirkan bayi pada saat yang optimal, yaitu sebelum janin mati dalam kandungan, akan tetapi sudah cukup matur untuk hidup di luar uterus. Setelah persalinan berakhir, jarang terjadi eklampsia, dan janin yang sudah cukup matur lebih baik hidup di luar kandungan daripada dalam uterus. Waktu optimal tersebut tidak selalu dapat dicapai pada penanganan pre-eklampsia, terutama bila janin masih sangat prematur. Dalam hal ini diusahakan dengan tindakan medis untuk dapat menunggu selama mungkin, agar janin lebih matur.

Pada umumnya indikasi untuk merawat penderita pre-eklampsia di rumah sakit ialah: (1) tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan/atau tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih; (2) proteinuria 1 + atau lebih; (3) kenaikan berat badan 1,5 kg atau lebih dalam seminggu yang berulang; (4) penambahan edema berlebihan secara tiba-tiba. Perlu diperhatikan bahwa apabila hanya 1 tanda ditemukan, perawatan belum seberapa mendesak, akan tetapi pengawasan ditingkatkan, dan kepada yang bersangkutan dianjurkan untuk segara datang jika ada keluhan. Sementara itu, ia dinasehatkan untuk banyak beristirahat dan mengurangi pemakaian garam dalam makanan.

Tabel 24-3. Penilaian kondisi janin pada pre-eklampsia

1. Penilaian pertumbuhan janin

1.1. Pemanatauan pertumbuhan tinggi fundus uteri

1.2. Pemeriksaan ultrasonografi

2. Penilaian ancaman gawat janin

2.1. Pemantauan gerakan janin

2.2. Non-stress tests dan contraction stress tests.

2.3. Profil biofisik janin :

- reaksi denyut jantung janin terhadap gerakan janin;

- volume cairan ketuban;

- gerakan janin;

- tonus janin.

2.4. Pemeriksaan surfaktan dalam cairan ketuban

2.5. Pemeriksaan perfusi plasenta (uterine blood flow)


Penanganan pre-eklampsia ringan

Istirahat di tempat tidur masih merupakan terapi utama untuk penanganan pre-eklampsia. Istirahat dengan berbaring pada sisi tubuh menyebabkan pengaliran darah ke plasenta meningkat, aliran darah ke ginjal juga lebih banyak, tekanan vena pada ekstrimitas bawah turun dan resorbsi cairan dari daerah tersebut bertambah. Selain itu, juga mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar. Oleh sebab itu, dengan istirahat biasanya tekanan darah taurun dan edema berkurang. Pemberian fenobarbital 3 x 30 mg sehari akan menengkan penderita dan dapat juga menurunkan tekanan darah.

Apakah restriksi garam berpengaruh nyata terhadap pre-eklampsia, masih belum ada persesuaian faham. Ada yang menyatakan bahwa jumlah garam pada makanan sehari-hari tidak berpengaruh banyak terhadap keadaan pre-eklampsia, penulis lain sebaliknya menganjurkan garam dalam diet penderita.

Pada umumnya pemberian diuretika dan antihipertensiva pada pre-eklampsia ringan tidak dianjurkan karena obat-obat tersebut tidak menghentikan proses penyakit dan juga tidak memperbaiki prognosis janin. Selain itu, pemakaian obat-obat tersebut dapat menutupi tanda dan gejala pre-eklampsia berat.

Biasanya dengan tindakan yang sederhana ini tekanan darah turun, berat badan dan edema turun, proteinuria tidak timbul atau mengurang. Setelah keadaan menjadi normal kembali, penderita dibolehkan pulang, akan tetapi harus diperiksa lebih sering daripada biasa.

Karena biasanya hamil sudah tua, persalinan tidak lama lagi berlangsung. Bila hipertensi menetap biarpun tidak tinggi, penderita tetap tinggi di rumah sakit. Dlam hal ini perlu diamati keadaan janin dengan pemeriksaan kadara estriol dalam air kencing berulangkali, pemeriksaan ultrasonik, amnioskopi, dan lain-lain. Perlu diperhatikan bahwa induksi pesalinan yang dilakukan terlalu dini aan merugikan karena bahaya prematuritas, tetapi sebaliknya induksi yang terlambat dengan adanya insufisiensi plasenta akan menyebabkan kematian intrauterin janin. Bila keadaan janin mengizinkan, ditunggu dengan melakukan induksi persalinan, sampai kehamilan cukup-bulan atau lebih dari 37 minggu.

Beberapa kasus pre-eklampsia ringan tidak membaik dengan penanganan konservatif. Tekanan darah meningkat, retensi cairan dan proteinuria bertambah, walaupun penderita istirahat dengan pengobatan medik. Dalam hal ini pengakhiran kehamilan dilakukan walaupun janin masih prematur.

Penanganan pre-eklampsia berat

Pada penderita yang masuk rumah sakit sudah dengan tanda-tanda dan gejala-gejala pre-eklampsia berat segera harus diberi sedativa yang kuat untuk mencegah timbulnya kejang-kejang. Apabila sesudah 12-24 jam bahaya akut dapat diatasi, dapat difikirkan cara yang terbaik untuk menghentikan kehamilan. Tindakan ini perlu untuk mencegah seterusnya bahaya eklampsia.

Sebagai pengobatan untuk mencegah timbulnya kejang-kejang dapat diberikan: (1) larutan sulfas magnesikus 40% sebanyak 10 ml (4 gram) disuntikkan intramuskulur bokong kiri dan kanan sebagai dosis permulaan, dan dapat diulang 4 gram tiap 6 jama menurut keadaan. Tambahan sulfas magnesikus hanya diberikan bila diuresus baik, refleks patella positif, dan kecepatan pernapasan lebih dari 16 per menit. Obat tersebut, selain menenangkan, juga menurunkan tekanan darah dan meningkatkan diuresis; (2) klorpromazin 50 mg intramuskulus; (3) diazepam 20 mg intramuskulus.

Tabel24-4. Obat antihipertensi yang dapat digunakan pada pre-eklampsia

Jenis obat

Dosis

1. Penghambat adrenergik (adrenolitik)

1.1. Adrenolitik sentral

- Metildopa

- Klonidin

1.2. Beta-bloker

- Pindolol

1.3. Alfa-bloker

- Prazosin

1.4. Alfa dan beta-bloker

- Labetalol

2. Vasodilator

- Hidralazin

3. Antagonis kalsium

- Nifedipin

3 x 125 mg/hari sampai 3 x 500 mg/hari

3 x 0,1 mg/hari atau

0,30 mg/500 ml glukosa 5%/6 jam

1 x 5 mg/hari sampai 3 x 10 mg/hari

3 x 1 mg/hari sampai 3 x 5 mg/hari

3 x 100 mg/hari

4 x 25 mg/hari atau parenteral 2,5 mg-5 mg

3 x 10 mg/hari

Penggunaan obat hipotensif pada pre-eklampsia berat diperlukan karena dengan menurunkan tekanan darah kemungkinan kejang dan apopleksia serebri menjadi lebih kecil. Apabila terdapat oliguria, sebaiknya penderita diberi glukosa 20% secara intravena. Obat diuretika tidak diberikan secara rutin.

Kadang-kadang keadaan penderita dengan pengobatan tersebut di atas menjadi lebih baik. Akan tetapi, umumnya pada pre-eklampsia berat sesudah bahaya akut berakhir sebaiknya dipertimbangkan untuk menghentikan kehamilan oleh karena dalam keadaan demikian harapan bahwa janin hidup terus tidak benar, dan adanya janin dalam uterus menghambat sembuhnya penderita dari penyakitnya. Pengakhiran kehamilan dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disebut dalam bab eklampsia.

Penanggulangan pre-eklampsia dalam persalinan

Rangsang untuk menimbulkan kejangan dapat berasal dari luar atau dari penderita sendiri, dan his persalinan merupakan rangsang yang kuat. Maka dari itu, pre-eklampsia berat lebih mudah menjadi eklampsia pada waktu persalinan.

Tidak boleh dilupakan bahwa kadang-kadang hipertensi timbul untuk pertama kali dalam persalinan dan dapat menjadi eklampsia, walaupun pada pemeriksaan antenatal tidak ditemukan tanda-tanda pre-eklampsia. Dengan demikian, pada persalinan normal pun tekanan darah perlu diperiksa berulang-ulang dan air kencing perlu diperiksa terhadap protein.

Untuk penderita pre-eklampsia diperlukan analgetika dan sedativa lebih banyak dalam persalinan. Pada kala II, pada penderita dengan hipertensi, bahaya perdarahan dalam otak lebih besar, sehingga apabila syarat-syarat telah dipenuhi, hendaknya persalinan diakhiri dengan cunam atau ekstraktor vakum dengan memberikan narkosis umum untuk menghindarkan rangsangan pada susunan saraf pusat. Anestesia lokal dapat diberikan bila tekanan darah tidak terlalu tinggi dan penderita masih sommolen karena pengaruh obat.

Ergometrium menyebabkan konstriksi pembuluh darah dan dapat meningkatkan tekanan darah. Oleh karena itu, pemberian ergometrin secara rutin pada kala III tidak dianjurkan, kecuali jika ada perdarahan postpartum karena aatonia uteri. Pemberian obat penenang diteruskan sampai 48 jam postpartum, karena ada kemungkinan setelah persalinan berakhir, tekanan darah naik dan eklampsia timbul. Selanjutnya obat tersebut dikurangi secara bertahap dalam 3 – 4 hari.

Telah diketahui bahwa pada pre-eklampsia janin diancam bahaya hipoksia, dan pada persalinan bahaya ini makin besar. Pada gawat-janin, dalam kala I, dilakukan segera seksio-sesarea; pada kala II dilakukan ekstraksi dengan cunam atau ekstraktor vakum. Postpartum bayi sering menunjukkan tanda asfiksia neonatorum karena hipoksia intrauterin, pengaruh obat penenang, atau narkosis umum, sehingga diperlukan resusitasi dari itu, semua peralatan untuk keperluan tersebut perlu disediakan.

PERJALANAN PENYAKIT

Seluruh organ tubuh dapat terpengaruh oleh preeklampsia, misalnya:

  • Otak
    Dapat terjadi pembengkakan di otak sehingga timbul kejang dengan penurunan kesadaran yang biasa disebut eklampsia. Dapat juga terjadi pecahnya pembuluh darah di otak akibat hipertensi.
  • Paru-paru
    Bengkak yang terjadi di paru-paru menyebabkan sesak napas hebat dan bisa berakibat fatal.
  • Jantung
    Terdapat payah jantung.
  • Ginjal
    Ditemukan adanya gagal ginjal.
  • Mata
    Bisa terjadi kebutaan akibat penekanan saraf mata yang disebabkan bengkak maupun lepasnya selaput retina mata. Kebanyakan bersifat sementara. Kendati demikian, pemulihannya memakan waktu cukup lama.
  • Sistem darah
    Terjadi pecahnya sel darah merah dengan penurunan kadar zat pembekuan darah.

AKIBAT PADA JANIN

Janin yang dikandung ibu hamil pengidap preeklampsia akan hidup dalam rahim dengan nutrisi dan oksigen di bawah normal. Keadaan ini bisa terjadi karena pembuluh darah yang menyalurkan darah ke plasenta menyempit.

Karena buruknya nutrisi, pertumbuhan janin akan terhambat sehingga terjadi bayi dengan berat lahir yang rendah. Bisa juga janin dilahirkan kurang bulan (prematur), biru saat dilahirkan (asfiksia), dan sebagainya.

Pada kasus preeklampsia yang berat, janin harus segera dilahirkan jika sudah menunjukkan kegawatan. Ini biasanya dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu tanpa melihat apakah janin sudah dapat hidup di luar rahim atau tidak. Tapi, adakalanya keduanya tak bisa ditolong lagi.

Dokter tak akan membiarkan penyakit ini berkembang makin parah. Bila perlu, tanpa melihat usia kehamilan, persalinan dapat dianjurkan atau kehamilan dapat diakhiri. Tergantung keadaan, persalinan dilakukan dengan induksi atau bedah caesar.

Lantaran itu, ibu hamil harus melakukan pemeriksaan rutin dan konsultasi pada dokter. Minimal setiap bulan pada kehamilan awal dan seminggu sekali menjelang kelahiran. Maksudnya, agar bisa segera diketahui jika ada gejala preeklampsia. Jangan tunggu sampai parah!