Jumat, 29 Mei 2009

Profilaksis Vit K1 bayi baru lahir

Pentingnya Profilaksis Vit K1 Asuhan Bayi segera setelah Lahir


PROFILAKSIS VIT K 1 PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR
PENTINGKAH ???? Mari kita pelajari ???

Strategi pembangunan kesehatan menuju "Indonesia Sehat 2010" mengisyaratkan bahwa seluruh pembangunan kesehatan ditujukan kepada upaya menyehatkan bangsa. Indikator keberhasilan penyehatan bangsa antara lain adalah angka mortalitas dan morbiditas, angka kematian ibu dan angka kematian bayi.


Selama kurun waktu tiga dasawarsa terakhir, terlihat adanya penurunan angka mortalitas dan morbiditas neonatal secara bermakna di seluruh dunia, namun penurunan tersebut lebih terlihat nyata di negara-negara maju dibanding di negara sedang berkembang.



Indonesia sebagai negara sedang berkembang, mempunyai angka kematian bayi (AKB) 41,4 per 1.000 kelahiran hidup (tahun 1997) yang diproyeksikan akan menjadi 18 per 1.000 kelahiran hidup (tahun 2025), sehingga perlu upaya yang keras dalam mencapai sasaran tersebut. Salah satu upaya menurunkan AKB adalah dengan mencegah terjadinya perdarahan otak pada bayi baru lahir sebagai akibat kekurangan vitamin K1. Di beberapa negara Asia angka kesakitan bayi karena perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK) berkisar 1:1.200 sampai 1:1.400 kelahiran hidup (Thailand). Angka tersebut dapat turun menjadi 10:100.000 kelahiran hidup dengan pemberian profilaksis vitamin K1 pada bayi baru lahir.1,2



Permasalahan akibat PDVK adalah terjadinya perdarahan otak dengan angka kematian 10-50% yang umumnya terjadi pada bayi dalam rentang umur 2 minggu–6 bulan, dengan akibat angka kecacatan 30-50%. Data PDVK secara nasional di Indonesia belum tersedia. Sedangkan data dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM (tahun 1990-2000) menunjukkan terdapatnya 21 kasus, 17 (81%) di antaranya mengalami komplikasi perdarahan intrakranial (catatan medik IKA RSCM 2000).



Terdapat berbagai penyebab terjadinya PDVK pada bayi, antara lain rendahnya kandungan vitamin K pada air susu ibu (ASI) serta belum sempurnanya fungsi hati pada bayi baru lahir terutama bayi kurang bulan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu kebijakan nasional penambahan vitamin K pada bayi guna menunjang program pemberian ASI eksklusif di Indonesia dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir.

Permasalahan
Bayi baru lahir cenderung memiliki kadar vitamin K dan cadangan vitamin K dalam hati yang relatif lebih rendah dibanding bayi yang lebih besar. Sementara itu pasokan vitamin K dari ASI rendah, sedangkan pasokan vitamin K dari makanan tambahan dan sayuran belum dimulai. Hal ini menyebabkan bayi baru lahir cenderung mengalami defisiensi vitamin K sehingga berisiko tinggi untuk mengalami perdarahan intrakranial.



Di Indonesia pemberian vitamin K pada bayi baru lahir sudah dilakukan, namun belum ada laporan resmi secara regional maupun nasional mengenai pemberian profilaksis vitamin K pada bayi baru lahir, dan apakah pemberian vitamin K ini merupakan suatu standar pelayanan yang harus diberikan kepada semua bayi baru lahir atau hanya diberikan kepada bayi yang memiliki risiko saja (bayi dengan berat lahir rendah / BBLR, bayi lahir dengan tindakan yang traumatis, bayi lahir dengan ibu yang mengkonsumsi obat antikoagulan, obat antikonvulsan, dll) masih merupakan kontroversi.



Sampai saat ini Indonesia belum mempunyai suatu penuntun baku mengenai cara pemberian profilaksis vitamin K pada bayi baru lahir. Hal ini memunculkan pertanyaan mengenai apakah vitamin K lebih efektif diberikan secara intramuskular (IM) atau oral, bilamana waktu pemberian, berapa dosis pemberian, siapa yang berwenang memberikan, apakah diberikan secara massal atau pada kasus tertentu saja, dan berapa biayanya.



Sediaan vitamin K yang ada di Indonesia adalah vitamin K3 (menadione) dan vitamin K1 (phytomenadione). Banyak negara di dunia merekomendasi vitamin K1. Australia sudah menggunakan vitamin K1 (Konakion®) sebagai regimen profilaksis vitamin K pada bayi baru lahir (sejak tahun 1961), sehingga diperlukan kajian tentang pemberian profilaksis dengan vitamin K1 sebagai preparat yang mungkin lebih stabil.3



Di lain pihak terdapat kekhawatiran tentang hubungan antara profilaksis vitamin K dengan kejadian kanker pada anak. Kekhawatiran ini muncul setelah adanya penelitian yang dipublikasikan oleh Golding dkk pada tahun 1992 yang menyatakan adanya peningkatan risiko terjadinya kanker anak pada bayi yang mendapat profilaksis vitamin K intramuskular, namun penelitian-penelitian lain membantah hal ini.5,8,20,21



Dalam KONIKA (Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak) XI tahun 1999 di Jakarta dan Kongres Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia (PHTDI) ke VIII tahun 1998 di Surabaya dan ke IX tahun 2001 di Semarang telah dibahas dan direkomendasikan pemberian profilaksis vitamin K pada bayi baru lahir. Hal inilah yang mendorong dilakukannya kajian terhadap pemberian profilaksis vitamin K1 pada bayi baru lahir.



Tujuan
Tujuan Umum
Mencegah kejadian, menurunkan angka kesakitan, angka kematian dan angka kecacatan pada bayi akibat PDVK dengan cara pemberian profilaksis vitamin K1 pada bayi baru lahir di Indonesia.
Tujuan Khusus
Terwujudnya kajian ilmiah sebagai dasar rekomendasi pemerintah dalam menetapkan kebijakan program pemberian profilaksis vitamin K1 pada bayi baru lahir di Indonesia.

5 komentar:

  1. Terima Kasih ibu lia atas ilmunya...

    BalasHapus
  2. saya mw tanya apa vit k diberikan langsung setelah bayi lahir atau boleh beberapa hari kemudian?

    BalasHapus
  3. vit K diberikan segera setelah bayi lahir. dan sekarang menjadi kewajiban bagi seorang penolong persalinan (bidan/dokter/perawat) utk memberikannya. gitu...maaf ya lama baru dbalas..mg manfaat

    BalasHapus
  4. berapa dosis yang tepat dan baik yaang harus diberikan?

    BalasHapus
  5. Mbak Anis...

    untuk Rekomendasi VIT K1:
    Semua bayi baru lahir harus mendapat profilaksis vitamin K1.
    Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1
    Cara pemberian vitamin K1 adalah secara intramuskular, dosis tunggal 1 mg.
    adapun cara PENYUNTIKANNYA :
    - Gunakan semprit sekali pakai steril 1 mL (semprit tuberculin).
    - Jika menggunakan sediaan 10 mg/mL maka masukkan vitamin K1 ke dalam semprit sebanyak 0,15 mL. Suntikkan secara intramuskular di paha kiri bayi bagian anterolateral sepertiga tengah sebanyak 0,1 mL (1 mg dosis tunggal).
    - Jika menggunakan sediaan 2 mg/mL maka masukkan vitamin K1 ke dalam semprit sebanyak 0,75 mL. Suntikkan secara intramuskular di paha kiri bayi bagian anterolateral sepertiga tengah sebanyak 0,5 mL (1 mg dosis tunggal).
    moga bermanfaat mbak Anis....

    BalasHapus