Kamis, 01 Januari 2009

Obesitas dan Kehamilan

Tadi pagi ada email yang menanyakan kalau obes apakah nurunin BB dulu baru hamil? Jawabnya ya nggaklah. Wanita obes sah2 saja untuk hamil. Tetapi memang dalam ilmu kebidanan (obstetri) wanita obes yang hamil dimasukkan ke kategori "spesial case".


Berat badan yang dikatakan obes memang belum ada patokan. Kira2 kalo berat bumil lebih dari 90 kg. Atau kalau mau memakai Body MAss Index (BMI) jika nilainya lebih dari 29.

Efek obesitas terhadap kehamilan berupa: 1) bumil akan merasa tidak nyaman dan mudah merasa sesak jika bergerak/aktifitas। 2) Komplikasi tensi tinggi bisa terjadi baik yang murni kehamilan (genuine) maupun yang diperberat oleh kehamilan (induced)। 3)Sulit menentukan posisi dan mendengar denyut jantung bayi, sehingga. 4) Lebih sering dibutuhkan pemeriksaan USG dan radiologi. 5)Meningkatnya risiko kelainan bawaan terutama NTD = Neural Tube Defect (bibir sumbing, hidrosefalus, anensefali).


Efek obesitas terhadap persalinan: 1) meningkatnya insiden gangguan kontraksi dan persalinan yang memanjang. 2) Tindakan opearatif persalinan (vakum,forceps)meningkat dan kesulitan tindakan cesar. 3) Kesulitan melahirkan bahu (distosia bahu). 4) Bahaya anestesi meningkat.

Pada masa nifas kemungkinan timbul thrombosis vena dan kegagalan laktasi.Untuk itu pada masa kehamilan karbohidrat dan lemak harus dibatasi. Sedangkan dalam proses pertolongan persalinan harus selalu diwaspadai timbulnya distosia bahu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar